Perjalanan Dua Pendiri Wings Group, dari Jual Sabun Batangan hingga Sukses Punya Bank

Mulai dari sabun cuci, deterjen, hingga mie instan, Wings Group telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Namun, siapa sangka bahwa di balik kesuksesannya yang kini mencapai triliunan rupiah, tersimpan kisah perjuangan dan inovasi yang menginspirasi.
Wings Group didirikan pada tahun 1948 oleh dua sahabat, Harjo Susanto dan Johanes Ferdinand Katuari, di Surabaya. Awalnya, perusahaan ini bernama Fa Wings dan memproduksi barang-barang kebutuhan rumah tangga secara rumahan.
Pada masa itu, deterjen belum populer, dan banyak keluarga masih menggunakan sabun batangan untuk mencuci. Melihat peluang ini, Harjo dan Ferdinand menciptakan sabun krim yang lebih praktis digunakan tanpa mesin cuci. Mereka juga memproduksi sabun batangan dari campuran minyak kelapa dan soda abu.
Perjalanan awal bisnis meraka tidaklah mudah. Produk-produk Wings harus dipasarkan secara door-to-door, dari satu desa ke desa lainnya. Dengan sepeda, mereka berkeliling menjual sabun batangan merek Wings Soap.
Ketekunan dan kualitas produk yang baik akhirnya membuahkan hasil. Sabun krim merek Ekonomi, yang diluncurkan pada tahun 1971, menjadi sangat populer di kalangan menengah ke bawah. Kesuksesan ini menjadi fondasi bagi Wings Group untuk mengembangkan produk-produk baru.
Baca Juga: Kini Sukses Bangun Garudafood, Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto Pernah Kerja untuk Gudang Garam
Pada tahun 1991, perusahaan ini mengubah namanya menjadi Wings Surya dan mulai merambah berbagai lini produk. Tidak hanya sabun dan deterjen, Wings Group juga memproduksi bedak, pembalut wanita, hingga pewangi pakaian.
Salah satu langkah strategis yang diambil Wings Group adalah meluncurkan sabun GIV, yang terjangkau dan langsung laris di pasaran. Wings Group juga tidak takut bersaing dengan raksasa seperti Unilever, dengan meluncurkan produk-produk penantang di setiap lini.
Pada tahun 2003, Wings Group memasuki pasar mi instan dengan meluncurkan Mie Sedaap. Produk ini berhasil merebut pangsa pasar hingga 15%, mengurangi dominasi Indomie yang sebelumnya mencapai lebih dari 90%. Meskipun sempat menghadapi tantangan pada tahun 2022, ketika Mie Sedaap ditarik dari pasar Hong Kong karena kandungan pestisida etilen oksida, Wings Group menegaskan bahwa produknya aman dan memenuhi standar keamanan pangan internasional.
Wings Group tidak hanya berfokus pada produk rumah tangga. Perusahaan ini juga merambah sektor makanan dan minuman dengan produk seperti Ale-ale, Floridina, dan Teh Javana. Selain itu, Wings Group juga memiliki sayap di sektor properti dengan Pulo Gadung Trade Center dan Raffles Hills Cibubur. Bahkan, mereka juga terjun ke sektor perbankan melalui PT Bank Multiarta Sentosa Tbk. (MASB).
Kolaborasi strategis juga menjadi kunci kesuksesan Wings Group. Mereka menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan konglomerat di Indonesia, termasuk Grup Djarum. Hubungan ini diperkuat melalui pernikahan keluarga, seperti pernikahan Grace Katuari dengan Martin Hartono, putra mahkota Grup Djarum. Kolaborasi ini tidak hanya memperkuat posisi Wings Group di pasar domestik, tetapi juga membuka peluang ekspansi ke pasar internasional.
Setelah puluhan tahun memimpin, Ferdinand Katuari memutuskan untuk pensiun dan menyerahkan kepemimpinan perusahaan kepada generasi berikutnya. Eddy Katuari, putra Ferdinand Katuari, bersama dengan anak Harjo Susanto, kini memegang kendali Wings Group.
Di bawah kepemimpinan Eddy, Wings Group terus melakukan ekspansi besar-besaran, tidak hanya dalam produk sabun dan deterjen, tetapi juga merambah ke berbagai produk rumah tangga dan makanan.
Eddy Katuari sendiri menempati peringkat 39 orang terkaya di Indonesia pada tahun 2021, dengan kekayaan mencapai US$1,1 miliar. Meskipun keluarga Katuari dikenal cukup tertutup dan jarang membahas kehidupan pribadi, keberhasilan mereka dalam membangun Wings Group menjadi perusahaan raksasa tidak dapat dipungkiri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement