Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menyelisik Dampak buat Turki Jika Erdogan Tumbang dalam Pemilihan Presiden

Menyelisik Dampak buat Turki Jika Erdogan Tumbang dalam Pemilihan Presiden Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Ankara -

Pemilihan presiden tahun ini akan menjadi keputusan politik terpenting dalam 100 tahun sejarah Turki. Pemilu Turki tidak hanya menentukan masa depan negara itu, tetapi juga di luar perbatasannya.

Kekalahan Recep Tayyip Erdogan, salah satu sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin paling penting, akan menjadi pukulan berat bagi Kremlin. Tapi akan keuntungan bagi pemerintah Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan banyak negara Eropa dan Timur Tengah yang bermasalah dengan Erdogan.

Baca Juga: Jelang Pidato Kemenangan Erdogan, Saat Perolehan Suara Masih di Bawah 50%

Saat ditanya mengenai pemilihan presiden Turki dan diberitahu kedua belah pihak bersengketa mengenai hasil pemungutan suara.

"Terdengar familiar ya?" jawab Biden, Senin (15/5/2023).

Erdogan yang merupakan pemimpin terlama anggota Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan negara terbesar kedua di Eropa membawa Turki menjadi pemain global.

Ia memodernisasi Turki melalui berbagai mega proyek, seperti jembatan dan bandara baru dan membangun industri pertahanan yang dicari negara-negara lain.

Namun kebijakan ekonomi suku bunga rendahnya membawa Turki ke krisis biaya hidup dan inflasi. Hal ini menimbulkan kemarahan pemilih. Tak hanya itu, pemilik hak suara juga geram dengan lambatnya respons pemerintah Erdogan pada gempa bumi di selatan Turki yang menewaskan 50 ribu orang.

Kritikus khawatir bila Erdogan memenangkan pemilihan, ia akan menjadi semakin otoriter. Namun, presiden berusia 69 tahun yang telah memenangkan banyak pemilihan itu mengatakan bahwa ia menghormati demokrasi.

"Sejak pemilu sebelumnya gagasan saya sudah berubah, saat ini saya merasa terhina, kami lelah dengan kata-kata kosong, tentu ada hal-hal baik yang (Erdogan) lakukan, tapi akhir-akhir mereka meremehkan dan menghina negara, sulit untuk mengatasinya di usia tertentu," kata salah satu pemilih di Istanbul, Gungor Yucel yang berusia 80 tahun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: