Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kian Disorotinya Papua, Isu Jual Beli Senjata Berujung Akan Dipanggilnya Panglima TNI

Kian Disorotinya Papua, Isu Jual Beli Senjata Berujung Akan Dipanggilnya Panglima TNI Sejumlah prajurit Korps Marinir TNI Angkatan Laut menembak sasaran di Lapangan Tembak Internasional FX. Soepramono Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (2/2/2023). Kegiatan lari lintas alam sejauh 5 kilometer, ketahanan march sejauh 10 kilometer dan menembak tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan fisik, naluri tempur serta profesionalisme prajurit Korps Marinir TNI Angkatan Laut sebagai pasukan pendarat amfibi. | Kredit Foto: Antara/Didik Suhartono
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani menyorot tajam isu terkait dengan jual beli senjata hingga amunisi yang dilakukan oleh oknum tentara di Papua.

Dirinya geram dan mengatakan hal ini merupakan masalah yang sangat serius, untuk itu dirinya akan segera memanggil Panglima TNI.

Baca Juga: Saingi Polri dan TNI, Terkuak KKB di Papua Pakai Senjata Canggih Buatan 3 Negara Besar, Kok Bisa?

DPR ingin mendengarkan secara utuh penjelasan terkait hal tersebut. Hal ini juga demi keamanan bersama di Indonesia.

"Kami ingin angkat ini di rapat internal terlebih dahulu pekan depan supaya masuk agenda rapat dengan Panglima TNI. Soal ini amat serius dan kami di DPR tentu ingin mendengar penjelasan utuh dari Panglima TNI terkait informasi yang selama ini beredar," ungkap Christina dalam keterangan resminya, di Jakarta, Selasa.

Adapun praktik jual beli senjata dan amunisi, sambung Christina, kian terbuka usai penjelasan Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa yang mengungkap ada 24 kasus jual beli senjata dan amunisi sejak tahun 2022 yang dilakukan oknum anggota TNI.

Ia mengakui ada oknum prajurit tergiur menjual senjata api dan amunisi karena harganya yang mahal.

Baca Juga: Bongkar Kebohongan Pidatonya Jokowi, Rizal Ramli: 40% Rakyat Masih Miskin, Pengangguran Kian Banyak!

"Kami apresiasi ada keterbukaan dari TNI mengenai hal ini yang tentu mempermudah jalan untuk segera menghentikan praktik amat sangat tidak manusiawi ini. Karena sama saja dengan memberi jalan membunuh sesama prajurit TNI dan meneror masyarakat sipil," katanya dikutip dari Antara.

Ia meyakini masih banyak informasi lain yang perlu digali dengan Panglima TNI menyangkut hal ini.

Baca Juga: Anies Bilang Hasil Survei di Pilgub Selalu Kalah Tapi Hasilnya Menang, Direktur Politik: Ingat Politisasi Agama!

Selain itu, dia melihat tidak hanya jumlah pelanggaran dan tindakan hukum yang perlu diambil tetapi bagaimana pola, aktor, lokasi atau hal detail lain terkait ini.

Baca Juga: Loyalis AHY Buka-bukaan, Target Pemimpin dari Jokowi Macam Ketinggalan Zaman: Harusnya Objektif, Lihat Rekam Jejak!

"Kalau kemarin Pangdam bicara soal harga 1 butir peluru dijual Rp200.000 dan bisa naik hingga Rp300.000, bagaimana dengan senjata? Pasti lebih mahal lagi dan makin menggiurkan. Nah informasi seperti ini akan kita klarifikasi. Kita tidak ingin soal amat krusial ini berlalu begitu saja tanpa ada kejelasan penyelesaiannya," tutup Christina.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: