Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kuartal II Diyakini Jadi Waktu Yang Tepat Untuk Berinvestasi, Ini Sebabnya!

Kuartal II Diyakini Jadi Waktu Yang Tepat Untuk Berinvestasi, Ini Sebabnya! Kredit Foto: Unsplash/Chris Liverani
Warta Ekonomi, Jakarta -

Chief Investment Officer, Consumer Banking & Wealth Management DBS Bank, Wey Fook mengatakan ketidakjelasan ekonomi yang membanyangi di kuartal II 2023 bukan menjadi alasan untuk menginvestasikan dana tunai. 

Dimana, berdasarkan pandangan perusahaan mengenai pertumbuhan ekonomi global – yang dibayangi kenaikan suku bunga selama setahun terakhir dan kekhawatiran akan stabilitas sistem keuangan – kini terpolarisasi antara skenario soft landing (perlambatan moderat) dan hard landing (perlambatan parah). 

Wey menyebut, sentimen tersebut tercermin dalam pembalikan kurva imbal hasil yang secara historis menandakan resesi, begitupun kondisi di tengah pelebaran selisih imbal hasil obligasi tidak terlalu mengkhawatirkan yang mengisyaratkan skenario tidak terlalu buruk. 

Baca Juga: ST010 jadi Solusi Investasi di Tengah Suku Bunga Tinggi

"Terlepas dari ketidakjelasan pertumbuhan ekonomi, kami yakin bahwa sekarang adalah saat tepat bagi pemodal untuk menginvestasikan kelebihan dana tunai mereka di perusahaan bermutu tinggi untuk meraih keuntungan lebih tinggi dalam waktu lebih lama," ujar Wey dalam paparanya, Kamis (18/5/2023). 

Wey mengatakan, perusahaan yang memiliki skala ekonomi mampu melakukan penghematan selagi meningkatkan skala produksi dan perusahaan dengan waralaba merek kuat, yang dapat membebankan kenaikan biaya produksi ke konsumen akhirnya. 

Baca Juga: Cara Memulai Investasi untuk Investor Pemula, Yang Penting Jangan FOMO!

Lanjutnya, secara geografis, DBS Group Research telah meningkatkan pandangan Overweight atau kinerja akan membaik atas ekuitas Tiongkok seiring dengan penguatan menyusul pembukaan kembali perekonomiannya. 

"Kami menurunkan peringkat ekuitas AS dan Jepang menjadi Netral, dengan mempertimbangkan kemungkinan kenaikan suku bunga lebih tinggi dalam waktu lebih lama di AS, dan pelonggaran kontrol kurva imbal hasil Jepang (YCC)," ujar nya. 

Selain itu, terkait pendapatan tetap, DBS Bank mempertahankan keyakinan tinggi pada Peringkat Investasi bermutu tinggi jika dibandingkan dengan kredit dengan obligasi dengan imbal hasil tinggi.

" Dalam lingkungan investasi penuh gejolak ini, kami terus mencari investasi alternatif untuk diversifikasi risiko," ucapnya. 

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: