Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Luhut Suruh Pengkritik Mobil Listrik Menghadap, Faisal Basri: Ini Bukan Masalah Privat

Luhut Suruh Pengkritik Mobil Listrik Menghadap, Faisal Basri: Ini Bukan Masalah Privat Faisal Basri, Ekonom Senior | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan meminta pihak-pihak yang mengkritik kebijakan subsidi pembelian mobil listrik untuk datang langsung kepadanya.

Menanggapi hal ini, ekonom senior Faisal Basri sebut hal ini tidak seharusnya dilakukan, mengingat persoalan subsidi mobil listrik merupakan masalah publik.

“Ini bukan masalah privat, ini masalah publik. Jelaskanlah kepada publik kajiannya seperti apa, cost benefit-nya seperti apa. Rakyat niscaya akan melihat, kalau benar akan setuju, kalau tidak benar tidak setuju,” kata Faisal dalam Diskusi Publik The Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) "Subsidi Mobil Listrik: Antara Pengurangan Polusi atau Kemacetan?" pada Minggu (21/5/2023) secara daring. Baca Juga: Rakyat Tak Mogok Bayar Pajak Meski Kecewa, Faisal Basri: Rakyat Indonesia Luar Biasa

Narasi tentang subsidi mobil listrik yang dilakukan pemerintah berkutat pada isu green economy atau ekonomi hijau, yaitu untuk mengurangi emisi karbon. Menurut Faisal, pemerintah perlu menjelaskan kepada masyarakat lebih detail tentang hal ini.

“Kita tidak anti kendaraan listrik. Pertanyaannya adalah, ini jadi kontroversial karena kita tidak tahu, tidak dijelaskan, ini bagian dari konsep ekonomi baru green economy atau konsep baru untuk memajukan industrialisasi? Jadi, industri yang mau dikembangkan, atau green economy-nya?” tanya Faisal.

Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini membahas bahwa pengadaan kendaraan listrik tidak menyelesaikan permasalahan utama emisi karbon. Sementara itu, penyumbang emisi terbesar di Indonesia saat ini adalah sektor Agriculture, Forestry and Other Land Use (AFOLU).

“Kalau ingin green economy, kenapa yg diselesaikan bukan AFOLU? Seperti misalnya lahan sawit yang merambah 3 juta lahan ilegal, yg tidak boleh digunakan utk komersil,” ujar Faisal.

DIa juga menggaris bawahi pembangunan energi surya di Indonesia yang masih tertinggal dibandingkan negara lain di Asia, seperti India, Filipina, dan Kamboja. Menurutnya, untuk serius pada ekonomi hijau, pengadaan subsidi mobil listrik perlu dibarengi oleh perkembangan tenaga surya. Baca Juga: Said Didu: Bantuan Pembelian Mobil Listrik Keluar dari Hakikat Subsidi

“Kita harus bersuara untuk terus membangkitkan kesadaran publik, apa sebetulnya yang terjadi,” ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tara Reysa Ayu Pasya
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: