Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

FFB Lokus 4 Resmi Diumumkan, Sandiaga Uno: Lahirkan Talenta Sekaligus Promosikan Indonesia

FFB Lokus 4 Resmi Diumumkan, Sandiaga Uno: Lahirkan Talenta Sekaligus Promosikan Indonesia Kredit Foto: Kemenparekraf
Warta Ekonomi, Jakarta -

Film ‘Pepadu’ karya Sutradara M. Muslimin asal Lombok dan ‘Sailum: Song of The Rustling Leaves’ karya Sutradara Felix K. Nesi dan Moses Parlindungan Ompusunggu asal Nusa Tenggara Timur (NTT) resmi ditetapkan sebagai Film Terpilih Festival Film Bulanan (FFB) Lokus 4.

Alasan terpilihnya film Pepadu dan film Sailum: Song of The Rustling Leaves, karena kedua film ini mampu memberikan gambaran lain tentang kebudayaan yang tertuang dalam karya film pendeknya. Hal tersebut dikemukakan oleh Dosen Film dan Televisi serta Resensator Film, Mohamad Ariansah, yang di Festival Film Bulanan ini juga berlaku sebagai kurator.

Baca Juga: Bakal Segera Gabung PKS? Sandiaga Uno Blak-blakan: Kalau Ikuti Kegiatan, Pasti Tahu Arahnya Kemana!

“Dua film itu yaitu Pepadu dan Sailum: Song of The Rustling Leaves, menurutku menarik. Sebab, film-film itu mampu memberikan potret lain tentang film pendek Indonesia, yang biasanya di dominasi oleh kebudayaan Jawa. Para kreator dua film tersebut mampu mengemas budaya, mengemas ide, cara bertuturnya, dan mengemas visualnya secara menarik,” kata Ale (sapaan akrab Mohamad Ariansah). 

Ale mengaku takjub dengan karya yang dibuat oleh Sutradara M. Muslimin asal Lombok, yang berjudul Pepadu. Film ini dinilai Ale memiliki kekuatan cerita yaitu mengangkat tentang isu kekerasan. “Film Pepadu dari Nusa Tenggara Barat (NTB) buat saya lumayan oke. Menampilkan isu tentang kekerasan, tapi pada saat yang sama si tokoh harus kembali mengulang kesalahan karena keterpaksaan terhadap keadaan. Film Pepadu memiliki isu yang kuat,” jelas Ale.

Sementara untuk film Sailum: Song of The Rustling Leaves karya Sutradara Felix K. Nesi dan Moses Parlindungan Ompusunggu menurut Ale, adalah sebuah karya yang ajaib. “Film dokumenter Sailum: Song of The Rustling Leaves itu dibuat dari seseorang yang sudah punya pemikiran kuat, lalu menggunakan film sebagai peluru untuk menyampaikan gagasan-gagasan tersebut. Imajinasi menarik, kesannya poetic. Aku suka tawaran ceritanya tentang pro kontra Timor Timor yang lepas dari Indonesia,” terang Ale.

Senada dengan Ale, salah satu kurator yang juga merupakan Senior Business Development Manager of IDN Media, Rahma Guntari juga merasa kalau film-film pendek yang dihasilkan dari lokus 4 ini di luar ekspektasi.

“Menurutku keren lah, lokus ini di luar ekspektasi. Mereka bisa nge-build budaya mereka dengan cara mereka sendiri. Aku salut,” ungkap Rahma.

Rahma menyampaikan film Sailum: Song of The Rustling Leave keren banget. Sebab film tersebut mampu memberikan ide penuturan yang unik. “Dari segi ide penuturan, film ini seperti menyampaikan kritik tapi disampaikan melalui habit yang orang notabene belum bisa menerima atau tabu, justru di sana (NTT) tradisi itu biasa saja. Itu keren, aku amazed sama itu,” ujar Rahma.

Baca Juga: Jokowi Dinilai Ikut Campuri Urusan Kontestasi Politik, Pengamat Khawatir Oligarki Orde Baru Bisa Terulang

Sementara untuk film Pepadu yang bergenre fiksi, Rahma berkata ide ceritanya cukup menarik. “Mereka (Sutradara M. Muslimin dan tim produksi film Pepadu) bisa mengemas cerita yang berat menjadi enak untuk ditonton,” kata Rahma.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: