Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mudik Lebaran 2025 Dorong Pariwisata dan UMKM, Tapi Tantangan Masih Ada

Mudik Lebaran 2025 Dorong Pariwisata dan UMKM, Tapi Tantangan Masih Ada Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tradisi mudik Lebaran membawa dampak ekonomi signifikan, terutama bagi sektor pariwisata, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), dan ekonomi daerah. 

Menurut Fadhila Maulida, Peneliti Pusat Ekonomi Digital dan UMKM Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), aktivitas mudik berkontribusi pada peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) melalui retribusi daerah di wilayah tujuan. Namun, pertumbuhan ekonomi ini tidak merata, karena daerah yang tidak menjadi destinasi mudik cenderung tidak mendapatkan dampak ekonomi yang sama.

Pasca-pandemi, kata Fadhila, sektor pariwisata di berbagai daerah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Jawa Timur, dan DKI Jakarta menunjukkan tren positif. Begitu pula dengan destinasi wisata di Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Bali tetap menjadi primadona dengan tingkat penghunian hotel berbintang tertinggi, disusul oleh Kalimantan Timur dan Sumatera Selatan yang menunjukkan potensi pertumbuhan wisata bisnis dan alam.

Baca Juga: Sekda Jabar Tinjau Rest Area Mudik di Cirebon, Pastikan Arus Lancar dan Insentif Pengemudi Becak Tersalurkan

“Tingginya minat perjalanan darat selama Lebaran membuka peluang bagi destinasi wisata yang mudah dijangkau, serta sektor perhotelan dan kuliner. Namun, daerah yang tidak berada di jalur utama mudik perlu strategi promosi yang lebih kuat agar tetap menarik wisatawan,” ucap dia, Senin (31/3/2025).

Meskipun pemerintah telah memberikan insentif berupa diskon tarif tol, tiket pesawat, dan kereta api, sentimen publik terhadap liburan di musim Lebaran 2025 masih cenderung negatif. Perbincangan masyarakat lebih banyak terfokus pada destinasi populer seperti Bali, Mandalika, dan Kepulauan Seribu.

Akibatnya, beberapa destinasi wisata domestik mengalami penurunan kunjungan, yang berdampak pada sektor ekonomi kreatif, perhotelan, restoran, transportasi wisata, serta UMKM yang bergantung pada wisatawan.

Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah perlu mengambil langkah strategis agar sektor pariwisata tetap tumbuh merata. Beberapa strategi yang dapat diterapkan meliputi promosi wisata pasca-Lebaran dengan eningkatkan kampanye wisata setelah musim mudik agar wisatawan tetap tertarik untuk berkunjung ke destinasi domestik.

Baca Juga: One Way Berakhir, Pemudik Diminta Pulang Lebih Awal!

Kemudian melakukan pengembangan konsep wisata alternatif seperti wisata budaya, ekowisata, dan wisata petualangan agar pilihan bagi wisatawan semakin beragam.

Ketiga, memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk mempromosikan destinasi yang kurang populer agar dapat menjangkau lebih banyak wisatawan. Terakhir, melakukan penguatan infrastruktur dan aksesibilitas dengan cara memperbaiki sarana transportasi dan fasilitas pendukung di destinasi wisata agar lebih mudah diakses oleh wisatawan.

“Meskipun sektor pariwisata domestik menghadapi tantangan, peluang pertumbuhan tetap terbuka lebar jika strategi yang tepat diterapkan. Pemerataan kunjungan ke berbagai destinasi wisata di seluruh Indonesia menjadi kunci untuk memastikan dampak ekonomi yang lebih luas dan berkelanjutan,” tutur Fadhila.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: