Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mensos Risma Gandeng 19 Universitas Tangani Masalah Anak, Disabilitas, hingga Kemiskinan

Mensos Risma Gandeng 19 Universitas Tangani Masalah Anak, Disabilitas, hingga Kemiskinan Kredit Foto: Rena Laila Wuri
Warta Ekonomi, Makassar -

Kementerian Sosial (Kemensos) RI menggandeng 19 perguruan tinggi yang tergabung dalam Perkumpulan Perguruan Tinggi Kependidikan Negeri (PPTKN) untuk penanganan disabilitas dan anak-anak yang tidak mampu.

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menyebut, penanganan tersebut dirasa cukup berat untuk ditangani sendiri. Menurut Mensos Risma, kerja sama diperlukan dengan beberapa perguruan tinggi karena yang tangani terutama di perdalaman-perdalaman.

Baca Juga: Bantuan Kemensos Efektif Lagi, Penyandang Disabilitas Sukses Hasilkan Cuan Hingga Rp500 Ribu Sehari!

"Karena itu, saya sangat senang Bapak Rektor UNESA menawarkan saya untuk acara pada malam hari ini di mana kami bisa ketemu dengan forum rektor di beberapa daerah di Indonesia yang saya percaya itu kita bisa menangani bersama, terutama masalah kemiskinan," ujar Risma saat ditemui usai melakukan Sosialisasi Program Kemensos Sekaligus Penandatanganan MoU Bersama Rektor PPTKN, di Makassar, Senin (22/5/2023).

Dalam kesempatan itu, Mensos sepakat menjalin kerja sama bersama 19 perguruan tinggi dengan ditandai penandatanganan MoU, di antaranya Universitas Negeri Makassar (UNM), Universitas Negeri Padang (UNP), Universitas Negeri Medan (UNIMED), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Negeri Semarang (UNNES), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan Universitas Negeri Surabaya (UNESA).

Selanjutnya, Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA), Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Universitas Malang (UM). Lalu, Universitas Negeri Manado (UNIMA), Universitas Malikussaleh (Unimal Lhokseumawe, Universitas Mulawarman (Unmul Samarinda), dan Universitas Lambung Mangkurat (ULM Banjarmasin).

Serta, Universitas Borneo Tarakan (UBT), Universitas Haluoleo (UHO Kendari), Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar Majene), dan Universitas Hassanudin (Unhas).

Menurut Risma, pemecahan masalah dalam permasalahan mengenai anak, kemiskinan, dan disabilitas memiliki penanganan berbeda. Misalnya untuk masalah anak-anak saat ini tentang kekerasan seksual di lingkungan sekolah, Risma berharap anak sejak dini mendapatkan edukasi seks.

"Jadi saya nitip pengajaran terutama untuk PAUD, SD itu untuk mohon saat ini banyak predator yang menggangu anak-anak kita. Karena itu saya nitip itu," ungkap Risma.

Selain edukasi seks, Risma juga mengajak para praktisi pendidikan untuk mengajarkan sejak dini anak-anak mengenai mitigasi bencana. "Saya juga nitip dari awal karena Indonesia daerah ring of fire. Jadi daerah megathrust bencana. Kita dari kecil, anak-anak sudah diajari bagaimana mereka bisa mitigasi kalau terjadi bencana. Di lain itu, juga kemiskinan," harapnya.

Turut hadir, Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbudristek RI, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC., Ph.D; Direktur Sumber Daya Kemdikbud Ristek RI, Dr. Sofwan Efendi; Rektor UNM, Prof. Dr. Ir. H. Husain Syam, M.TP., IPU., ASEAN Eng; para Rektor PPTKN se-Indonesia; Ketua Senat; para Wakil Rektor, para Dekan, Ketua Lembaga, dan Jajaran Pimpinan UNM.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: