Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Laba Bersih 2022 Melesat 152%, Emiten Bubur Bayi NAYZ Siap Bagi Dividen

Laba Bersih 2022 Melesat 152%, Emiten Bubur Bayi NAYZ Siap Bagi Dividen Kredit Foto: NAYZ
Warta Ekonomi, Jakarta -

Emiten produsen makanan bayi, PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) sepakat untuk mengalokasikan 63,07% dari laba bersih tahun buku 2022 yang sebesar Rp2,27 miliar sebagai dividen. 

Sepanjang tahun lalu, NAYZ mencatatkan laba bersih yang meroket 152% seiring dengan pendapatan yang juga tumbuh hingga 69% menjadi Rp 42,24 miliar dari tahun sebelumnya Rp 25,04 miliar. Pendapatan ini naik dikarenakan adanya peningkatan penjualan dari jaringan kemitraan sebesar 33% dan jaringan distributor sebesar 3.764%.

Lutfiel Hakim, Direktur Utama NAYZ, mengatakan komitmen pembagian dividen dari laba bersih itu sudah menjadi komitmen awal perusahaan ketika melangsungkan IPO, dengan mempertimbangkan bahwa perseroan tidak mengabaikan tingkat kesehatan keuangan.

“Pembagian dividen ini selalu memperhitungkan faktor pendapatan, keadaan operasional dan keuangan, kondisi likuiditas, rencana belanja modal, peluang akuisisi, prospek bisnis masa depan, dan faktor lain yang dianggap relevan. Ini wujud komitmen kami sebagai perusahaan publik,” katanya dalam Paparan Publik di Jakarta, Senin (22/5/2023).

Adapun sebagian dari laba bersih tahun 2022 sudah dialokasikan juga ke dana cadangan untuk memperkuat struktur modal perusahaan demi ekspansi bisnis di tahun-tahun mendatang.

Baca Juga: Berhasil Lewati 2022 dengan Cemerlang, IDEA Optimis 2023 Bakal Makin Kinerja Kinclong

Lutfiel mengatakan pada tahun bisnis 2023 ini perseroan akan lebih efisien dan akan bekerjasama dengan beberapa pihak demi mencapai target. Perseroan akan menambah kapasitas 3.000 reseller dengan cara kemitraan dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan pihak swasta. 

Perusahaan juga akan melakukan aktivitas pengembangan pasar yang lebih luas, khususnya di general dan modern trading. “Kami juga akan menambah channel penjualan dengan kerja sama dengan komunitas lain atau masuk segmen ekspor produk. Dengan rumusan target yang telah ditentukan, kami berharap dapat meningkatkan pendapatan dan mencapai target yang dipatok sejak awal kami IPO.”

Dalam kesempatan itu, Direktur Keuangan NAYZ  Mohamad Zulkarnain menambahkan, secara fundamental, perseroan memiliki neraca yang solid di mana aset naik menjadi Rp 38,77 miliar dari Desember 2021 senilai Rp 29,31 miliar.

“Kewajiban senilai Rp 14,21 miliar, sementara ekuitas Rp 24,56 miliar sehingga secara rasio utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER) masih di level yang terkendali yakni 0,58 kali,” kata Mohamad.

Baca Juga: Putuskan Bagi Dividen, BSML Siap Rights Issue untuk Perkuat Modal

Lebih lanjut, Lutfiel menjabarkan beberapa sentimen yang bisa menunjang bisnis perusahaan di antaranya masih besarnya populasi penduduk dan tren positif penetrasi bubur homemade MPASI (Makanan Pendamping ASI) di Indonesia.

Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), sampai dengan 2035, populasi Indonesia diperkirakan mengalami pertumbuhan penduduk yang sangat besar, bertambah 67 juta orang atau 28% dari tahun 2010–2035. Data BPS itu menunjukkan, total jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat dalam 4 tahun terakhir dan rata-rata kelahiran bayi per tahun hingga tahun 2020 yakni sekitar 4,79 juta kelahiran.

“Kami punya positioning yang berbeda dan unik, sebagai MPASI yang bisa dimasak dari rumah (homemade), tapi juga memberikan added value berupa bahan organik dan terfortifikasi yang mencukupi micronutrient bayi.”

Sementara itu, market size bubur homemade MPASI per tahun di Indonesia memiliki tren positif yang diproyeksikan memiliki pangsa pasar sebesar Rp 15,9 triliun di tahun 2025. “Dengan didorongnya mobilitas masyarakat dan kebijakan pemerintah dalam mendorong tersebarnya asupan bayi yang alami di Indonesia menjadi alasan kuat untuk pengembangan perusahaan pada tahun 2023,” tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: