Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Subsidi Motor Listrik Sepi Peminat Bukan karena Kurang Sosialisasi, Pakar Beber Penyebabnya

Subsidi Motor Listrik Sepi Peminat Bukan karena Kurang Sosialisasi, Pakar Beber Penyebabnya Kredit Foto: Antara/Henry Purba
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pakar Kebijakan Publik Narasi Insitute Achmad Nur Hidayat menilai subsidi motor listrik yang sepi peminat bukan dikarenakan kurangnya sosialisasi kepada masyarakat, tapi karena salah desain di awal.

"Bukan soal sosialisasi, namun soal desain dan target penerima yang tidak tepat dari subsidi motor listrik," ujar Achmad dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (25/5/2023). 

Sebagaimana diketahui, berdasarkan pernyataan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko, baru 108 unit motor listrik yang terjual dari 200 ribu unit atau hanya 0,054% saja per Mei 2023. ia menyebut bahwa penyebabnya adalah masyarakat belum mengetahui program tersebut.

Baca Juga: Konversi Motor Listrik Sepi Peminat, Pemerintah Bakal Lebih Gencarkan Promosinya 

Achmad kembali menekankan bahwa serapan subsidi motor listrik begitu rendah bukan disebabkan kurangnya sosialisasi, tapi disebabkan desain kebijakan yang tidak tepat. Hal inilah yang membuat publik menjadi tidak percaya akan kredibilitas pemberian subsidi motor tersebut.

Desain kebijakan subsidi motor listrik sendiri dikhususkan bagi masyarakat kecil seperti penerima KUR, penerima Bantuan Produktif Usaha Mikro (BUPM), penerima bantuan subsidi upah, dan penerima subsidi listrik sampai dengan 900 VA.

"Mereka tidak familiar dengan pengunaan aplikasi canggih seperti Sisapira, website informasi yang memuat program subdisi motor listrik Rp7 juta," ujar Achmad. 

Dia mengatakan, calon penerima dari program tersebut bukan pemilik smartphone dan tidak familiar dengan dunia internet dan kecanggihan aplikasi mobile

Lanjutnya, desain subsidi motor listrik juga tidak sesuai dengan keadilan dan kesetaraan ekonomi. Bagi kalangan kecil, motor listrik bukan kebutuhan utama.

"Mereka lebih membutuhkan bantuan biaya BBM, LPG, sembako, dan minyak goreng daripada subsidi membeli motor listrik baru," ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: