Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tokoh NU Beberkan Perjalanan NasDem: Di-bully Habis Saat Lawan Anies, Kini Surya Paloh Bak 'Telah Mendapat Hidayah'

Tokoh NU Beberkan Perjalanan NasDem: Di-bully Habis Saat Lawan Anies, Kini Surya Paloh Bak 'Telah Mendapat Hidayah' Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Jaringan Moderat Indonesia, Islah Bahrawi, membeberkan perjalanan Partai NasDem sebelum mendukung calon presiden (capres) usungannya, yakni Anies Baswedan.

Ia menuturkan, pada Pilkada 2017 lalu, NasDem pernah di-bully habis-habisan karena mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menjadi lawan Anies di pemilihan gubernur DKI Jakarta.

Baca Juga: NasDem Dorong Johnny Plate Buka-bukaan Soal Aliran Dana BTS: Kita Nggak Anti Pemberantasan Korupsi!

"Dulu di Pilkada 2017, Nasdem mendukung Ahok dan melawan Anies. Nasdem dibuli habis2an. Sampai reporter Metro TV di lapangan pun jadi sasaran, dan kita ingat, Metro TV diplesetkan jadi Metro Tivu. 2019 Nasdem didoain bubar karena jadi 'die-hardnya' Jokowi," tulis Islah di Twitter resminya, @islah_bahrawi, dikutip Jumat (2/6/2023).

Namun, saat ini, lanjut tokoh Nahdlatul Ulama (NU) itu, semua sudah berubah. Orang yang dulu membenci Partai pimpinan Surya Paloh tersebut kini berbalik memuji habis-habisan. Pasalnya, NasDem kini pindah haluan mendukung Anies.

Bahkan, Islah menyebut jika Surya Paloh kini didaulat sebagai orang yang telah mendapat hidayah karena keputusannya mengusung Eks Gubernur DKI Jakarta itu.

"Sekarang Nasdem mendukung Anies bersama PKS dan Demokrat. Lalu semua berubah. Yang dulu menghujat Nasdem dan Metro TV, sekarang memuji. Bahkan pak Surya Paloh didaulat 'telah mendapat hidayah'," jelasnya.

Menurut Islah, hal tersebut wajar dalam dunia perpolitikan. Ia mengatakan rakyat adalah mainan elite politik. Saat pendukung saling melawan satu sama lain, ada pihak-pihak yang memanfaatkan itu semua.

"Memahami tabiat politik itu sederhana aja. Bahwa kita semua hanya jadi mainan para elit politik. Kita gontok-gontokan untuk menjadi pasukan tempur para elit yang ngerancang drama2nya di executive lounge Four Seasons, Fairmont atau di pulau milik pribadi. Mereka ketawa-ketiwi karena kalian militannya nembus langit, tapi mereka mana mau tahu token listrik kalian udah kedip2," kata Islah.

Baca Juga: Prasangka Baik Hingga Peringatan NasDem Soal Cawe-cawe Jokowi: Jangan Kerahkan Aparat...

Ia pun menyinggung soal kawan dan lawan dalam politik yang semuanya ditentukan oleh kepentingan elite saja. Islah pun mengaku merasa lucu melihat para pendukung yang mati-matian membenci, kini memuji setinggi langit.

"Trajektori "kawan dan lawan" dalam politik itu ditentukan oleh kepentingan elit. Lucu aja ngeliat kalian yang dulunya mati-matian mencaci, tiba-tiba memuji setinggi langit. Kelihatan banget kalau kalian sebenarnya lapisan terbawah dalam kasta politik," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Almas
Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: