Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerintah dan DPR Sepakati Target Lifting Minyak dalam RAPBN 2024

Pemerintah dan DPR Sepakati Target Lifting Minyak dalam RAPBN 2024 Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif (tengah) bersama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya (kiri) dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir (kanan) mengikuti Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (29/11/2022). Rapat tersebut membahas Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Energi Baru dan Energi Terbarukan (RUU EBET). | Kredit Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Komisi VII DPR RI menyepakati target lifting minyak dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024.

Wakil Ketua Komisi VII DPR Maman Abdurrahman mengatakan bahwa penetapan target batas bawah sebesar 615.000 barel oil per day (BOPD) tak lepas dari asumsi realisasi triwulan pertama 2023, di mana lifting minyak mencapai 613.000 BOPD.

"Kami harapkan pemerintah serius meningkatkan produksi karena dengan begitu akan berbanding lurus dengan pendapatan negara," ujar Maman dalam Rapat Kerja bersama Menteri ESDM, Senin (5/6/2023).

Baca Juga: Kementerian ESDM Usulkan Subsidi Solar 18,76 Juta Kiloliter Tahun Depan

Sementara Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, Kementerian ESDM sendiri membidik target batas atas lifting minyak pada RAPBN 2024 sebesar 625.000 BOPD. 

Arifin menyebut dalam menentukan target lifting tersebut, pihaknya memilih untuk realistis. Pasalnya tren lifting minyak setidaknya sejak 2018 selalu tak pernah mencapai target mengingat kualitas produksi yang menurun.

"Kita butuh upaya dan cost yang besar untuk bisa memurnikan, dan di sektor pemerintah, kita sudah berupaya mendorong lewat insentif untuk program massive drilling, tapi hasilnya belum seperti yang kita harapkan karena sumurnya ini sumur tua," ujar Arifin.

Maka dari itu, ia tengah mendorong terjalinnya kerja sama dengan sebuah perusahaan dari Amerika Serikat yang ahli di bidang pengeboran untuk memperbaiki kualitas produksi.

Di mana proses tersebut merupakan proyek jangka panjang dan tidak bisa terlihat dalam waktu dekat.

"Mungkin 8-10 tahun lagi baru kelihatan hasilnya. Saat ini, negosiasi berjalan cukup lancar," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: