Konsultan Politik Anies di Pilgub DKI 2017 Mengakui 'Mas Ahok itu Punya Potensi yang Luar Biasa'
Pendiri dan Direktur Polmark Indoneisa Eep Saefulloh Fatah mengaku tidak sepaham terkait gaya kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Hal itu dikatakan Eep, berkaitan dengan sikapnya yang lebih memilih menjadi konsultan politik Anies Baswedan ketimbang kembali mengawal Ahok di Pilgub DKI 2017.
Padahal, di Pilgub DKI 2012, Polmark menjadi konsultan politik pasangan Jokowi-Ahok melawan incumbent pada saat itu, Fauzi Bowo-Nachrawi Ramli, dan hasilnya Jokowi-Ahok menang.
Eep terang-terangan bercerita kalau ia tidak suka dengan gaya kepemimpinan Ahok yang suka marah-marah ke warganya.
"Saya tidak sepaham dengan Mas Ahok dalam beberapa hal. Terutama gaya kepemimpinannya. Saya terganggu dengan gaya komunikasi Mas Ahok terutama ke warga. Kalau ke birokrasi marah-marah lalu dijadikan streaming di Youtube untuk transparansi okelah. Sekalipun mungkin sebagai orang yang punya cara sendiri saya merasa sebaiknya tidak begitu. Tapi itu tak semenganggu komunikasi ke warga harus teriak-teriak, marah-marah terhadap seorang ibu," kata Eep dikutip dari Chanell Mojok.
Eep juga menilai sebenarnya Ahok itu punya potensi sebagai pemimpin yang jujur. Akan tetapi, dalam kajian kepemimpinan, seringkali pemimpin dilihat dari satu paket: kepemimpinnya dan ucapannya.
"Nah saya merasa Mas Ahok itu punya potensi yang luar biasa sebetulnya. Sebagai pemimpin yang lurus. Tapi dalam kepemimpinan itu perilaku, gaya komunikasi itu kan satu paket yang tidak bisa dipisah-pisah. Jadi, dari awal saya memang tidak ingin membantu Mas Ahok. Meski membantu di Pilgub 2012, tapi kan dari awal yang saya kenal itu Pak Jokowi," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement