Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KLHK Sebut, Salah Satu Persoalan Sampah Adalah Perilaku Penggunaan Plastik Sekali Pakai

KLHK Sebut, Salah Satu Persoalan Sampah Adalah Perilaku Penggunaan Plastik Sekali Pakai Kredit Foto: Sutterstock.
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Novrizal Tahar, meminta masyarakat agar tidak membeli produk-produk dari para produsen yang tidak memiliki komitmen terhadap Extended Producer Responsibility (EPR) atau tanggung jawab untuk menarik kembali bekas kemasan produknya dari masyarakat.

Hal itu menurutnya untuk memberikan sanksi kepada para produsen tersebut. "Sekarang menurut saya, tugas kita semua, teman-teman mahasiswa, alumni UI (Universitas Indonesia), mari kita teriaki produsen-produsen yang nggak komitmen terhadap Extended Producer Responsibility ini," katanya.

Baca Juga: Wujudkan Ekonomi Sirkular, Unilever Indonesia Tegaskan Komitmen Penanganan Sampah Plastik

"Kita berikan sanksi, nggak kita beli barang-barangnya kalau bisa sehingga mereka punya komitmen untuk itu," ujarnya saat memberikan pemaparan di acara World Environment Day 2023 bertajuk Solution to Plastic Pollution, Collaboration Action Center ILUNI UI akhir pekan lalu, dikutip Selasa (6/6/2023).

Sebelumnya diberitakan, brand audit Komunitas Nol Sampah Surabaya bersama Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) yang dilakukan di muara Sungai Wonorejo, Rungkut, Surabaya, pada Februari 2022 lalu berhasil mengumpulkan 10 karung sampah plastik. Community Organizer Nol Sampah Surabaya, Hani Ismail, menuturkan bahwa 10 karung sampah plastik yang berhasil dikumpulkan di muara Sungai Wonorejo itu berasal dari 35 produsen dengan 10 produsen sampah terbanyak.

Ke-10 produsen tersebut ialah PT. Wings Surya, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, PT. Unilever Indonesia Tbk, PT. Mayora Indah Tbk, PT. Siantar Top Tbk, PT. Java Prima Abadi, PT. Sinar Sosro, PT. Kaldu Sari Nabati, PT. Santos Jaya Abadi, dan PT. P&G.

Kemudian, ekspedisi Pembela Lautan 2022 yang diadakan Ocean Defender Indonesia pada Agustus 2022 lalu di Pulau Tunda, sebuah pulau kecil yang terletak di Laut Jawa dan sebelah utara Teluk Banten, juga masih menemukan banyaknya sampah plastik yang mencemari sekitar pulau dan bawah laut di daerah itu. Penyumbang sampah plastik terbanyak berasal dari produk Indofood, Wings, dan Mayora.

Secara persentase, Ocean Defender mencatat Indofood menyumbangkan sampah plastik terbanyak, yaitu 114 sampah plastik di Pulau Tunda ini atau sebanyak 7,5% dari banyaknya sampah plastik yang dikumpulkan. Penyumbang sampah terbanyak berikutnya adalah Wings dengan 97 sampah plastik atau 6,4; menyusul Mayora sebanyak 88 sampah plastik atau 5,8%; diikuti Unilever 73 sampah plastik atau 4,8%; dan PT Santos Jaya Abadi 53 sampah plastik atau 3,5%.

Novrizal menyebutkan, komposisi sampah plastik Indonesia terus meningkat. Di mana, pada tahun 1995 komposisinya masih sekitar 9% dari seluruh sampah di Indonesia, tetapi sekarang sudah di angka 18,2%. "Jadi, meningkat tajam terus walaupun di lima tahun terakhir atau mungkin sekitar satu dekade ini kita juga sangat masif menyampaikan untuk melawan ini semua," tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: