Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menanti Cuan Saham Minuman Kekinian

Menanti Cuan Saham Minuman Kekinian Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebagai negara tropis, Indonesia mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun. Saat cuaca panas, minuman dingin tentu menjadi pilihan pelepas dahaga. 

Menurut survei NAS Consulting & Research terhadap 723 responden usia 15-40 tahun, yang mayoritasnya adalah perempuan. Banyak dari mereka yang sengaja menganggarkan dana untuk membeli minuman segar setiap hari.

Dan pilihan mereka jatuh pada teh kekinian, yang berhasil mengalahkan kopi sebagai minuman pilihan. Kedua minuman tersebut mendominasi pilihan responden, meninggalkan es krim, coklat, dan boba.

Usaha minuman di Indonesia merupakan bisnis yang diidam-idamkan oleh banyak pebisnis dan investor.

Dari usaha kecil seperti pedagang kaki lima dan warung hingga perusahaan besar berusaha memenangkan hati pelanggan dan merebut pangsa pasar di industri minuman.

Jika dicermati, bisnis minuman terdiri dari dua segmen utama, yakni; Usaha kemasan minuman siap saji (ready-to-drink) yang kebanyakan dalam kemasan botol plastik yang mudah ditemui di kios dan minimarket disekitar kita.

Dan usaha minuman berdasarkan pesanan (made-to-order) yang banyak dijual di toko-toko khusus dan saat ini digemari anak muda karena rasanya yang unik. Mereka sering menyebutnya sebagai minuman kekinian.

Menjalankan bisnis minuman kekinian seringkali sulit bagi pengusaha yang belum berpengalaman. Selain modal besar, tantangannya adalah kemampuan menciptakan dan mempromosikan nilai unggul suatu produk.

Salah satu alternatif untuk mengatasinya adalah dengan membeli lisensi waralaba (franchise), namun biaya yang dikeluarkan terkadang mencapai ratusan juta bahkan milyaran rupiah.

Menengok negara tetangga, ada beberapa kisah sukses pengusaha minuman modern yang berhasil masuk bursa saham negaranya. Hal ini dilakukan sebagai alternatif untuk mendapatkan modal selain dari venture capital, private equity, atau pinjaman bank.

Pasar saham dinilai cocok karena juga bisa menarik investor ritel untuk berinvestasi. Bayangkan dengan harga segelas teh atau kopi, kita bisa menjadi bagian dari kepemilikan perusahaan teh atau kopi tersebut. Ini tentu saja merupakan peluang investasi yang menarik.

Studi yang dilakukan NAS Consulting & Research menemukan bahwa perusahaan makanan dan minuman yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan nilai saham yang terus meningkat.

Secara khusus, hal ini dapat meningkatkan kepercayaan investor ritel, karena selain peluang mendulang cuan, harga saham perusahaan makanan dan minuman relatif lebih terjangkau.

Namun sangat disayangkan bahwa sampai saat ini, belum ada perusahaan minuman kekinian yang melantai di BEI.

Mudah-mudahan dalam waktu dekat ada perusahaan minuman kekinian karya anak bangsa yang terinspirasi dan mengambil langkah berani memanfaatkan pasar saham Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: