Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonom INDEF Nilai BUMN Tidak Lagi Relevan di Sektor Pariwisata

Ekonom INDEF Nilai BUMN Tidak Lagi Relevan di Sektor Pariwisata Kredit Foto: Unsplash/Ph B
Warta Ekonomi, Yogyakarta -

Ekonom The Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Ariyo DP Irhamna menyebut bahwa ada beberapa sektor yang seharusnya tidak lagi ada campur tangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Salah satunya adalah sektor pariwisata.

“Jadi, sektor-sektor mana yang memang betul harus ada peran BUMN? Karena saya melihat justru ada sektor-sektor yang seharusnya BUMN di sini tidak perlu bermain, tidak perlu masuk,” kata Ariyo dalam diskusi KEM-PPKF 2024: Perlukah PMN Sebesar Itu? yang diadakan oleh INDEF secara daring pada Selasa (13/6/2023).

Menurutnya, industri seperti pariwisata menjadi tidak kompetitif secara bisnis karena adanya BUMN. Hal ini disebut sebagai hambatan bagi investor asing untuk masuk ke Indonesia. Ariyo mengatakan bahwa BUMN tidak lagi relevan di industri pariwisata, seperti perhotelan.

Baca Juga: Ekonom INDEF Kritisi Alokasi PMN untuk BUMN: Membebani APBN

“Artinya, dari sisi banyak aspek, BUMN ini tidak perlu ada lagi (di sektor pariwisata). Karena tadi dari langsung konstitusinya, memang dari swasta ini sudah efisien memberikan pelayanan, memberikan jasanya kepada masyarakat,” ujar Ariyo.

Ariyo juga menyoroti bagaimana pemerintah lebih suka menggunakan hotel milik swasta atau yang bertaraf internasional dibandingkan hotel milik BUMN. Menurutnya, hal ini membuktikan relevansi BUMN di sektor ini yang semakin turun.

“Jadi, daripada mendapatkan profit, justru menjadi beban bagi keuangan negara,” pungkas Ariyo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tara Reysa Ayu Pasya
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: