Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Siswa di Bekasi Diajak Hentikan Cyberbullying, Kemenkominfo pun Gelar Webinar Literasi Digital

Siswa di Bekasi Diajak Hentikan Cyberbullying, Kemenkominfo pun Gelar Webinar Literasi Digital Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Program literasi digital nasional sektor pendidikan digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD)

Siberkreasi di wilayah Jawa Barat yang menyasar siswa/siswi SMP di Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Kegiatan ini berlangsung pada Rabu, 14 Juni 2023 yang dimulai pukul 08.00–10.00 WIB.

Di mana program ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat Literasi Digital 50 juta masyarakat Indonesia pada tahun 2024 menuju Indonesia #MakinCakapDigital.

Dari Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori sedang.

Selain itu berdasar laporan HootSuite dan We Are Social, pengguna internet di Indonesia mencapai 204,7 juta jiwa pada Pebruari 2022, atau bertambah 2,1 juta dari tahun sebelumnya. Itu merupakan 73,7% dari total populasi Indonesia, dengan persentase pengguna internet melalui ponsel mencapai 94,1%.

Kemenkominfo pun bersama Siberkreasi menggelar program #literasidigitalkominfo yang mengusung tema “Cyberbullying: Apa Itu dan Bagaimana Cara Menghentikannya” Kegiatan secara nonton bareng (nobar) ini diikuti kurang lebih 8.500 siswa dari seluruh SMP di Kota Bekasi yang menyuguhkan materi yang didasarkan pada 4 pilar utama Literasi Digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Narasumber dalam kegiatan tersebut, Drs. Samsu, M.Pd., yang merupakan Kepala Seksi Peserta Didik SMP Dinas Pendidikan Kota Bekasi, membawakan materi Etika Digital. Menurutnya dalam dunia digital, harus pula memiliki kemampuan untuk melindungi diri dari tindakan negatif.

Selain itu disebutkannya juga perlu memperhatikan keamanan dan hindari konten negatif yang melanggar kesusilaan, terkait perjudian, pencemaran nama baik, dan perudungan di dunia maya (cyberbullying), yang dapat menimbulkan rasa takut.

“Ini terkait dengan membagikan data pribadi seseorang kepada orang lain dan memata-matai seseorang di dunia maya. Tindakan balas dendam dengan menyebarkan foto atau video vulgar juga sering terjadi. Kita harus berhati-hati dalam menyebarkan konten tersebut dan sebaiknya tidak langsung mendistribusikannya. Mari kita produksi konten yang bermanfaat,” sebutnya.

Narasumber kedua yang tampil yakni Tommy Widiyanto yang merupakan seorang Digital Media Developer, berbicara tentang Keamanan Digital.

Ia memaparkan jika bentuk dari bullying itu beragam, termasuk menyebarkan kebohongan, fitnah, menghina melalui tulisan, mengucilkan, atau mengirimkan pesan yang tidak menyenangkan, sehingga jika tidak berhati-hati dan tidak teliti maka akan berhadapan dengan hukum.

Ia pun memberikan tips dalam menghadapi bullying, di antaranya cerdas dalam memilih informasi yang akan disebar dan dikomentari, tak mudah percaya dengan informasi yang tidak masuk akal, juga tinggalkan jejak digital yang positif saat berinternet.

"Tinggalkan jejak digital yang positif saat berinternet di akun media sosial adik-adik dan teman-teman. Ini bertujuan agar tidak memancing orang lain untuk menyerang atau memberikan komentar negatif.

Meskipun kadang-kadang ada orang yang mencoba menyebalkan, tidak perlu ditanggapi. Jika situasinya sudah membahayakan atau mengancam, adik-adik sebaiknya bicarakan dengan orang tua atau guru di sekolah,” jelas Tommy Widiyanto.

Sedangkan pemateri terakhir adalah Raniethaa yang merupakan seorang Content Creator dan juga Key Opinion Leader, tampil membawakan materi Budaya Digital.

Ia pun menyampaikan cara menghentikan bullying sebagai seorang content creator, seperti menjadi pemilih dalam menentukan teman di media sosial, juga membatasi dan mengaktifkan fitur privasi media sosial, serta memblokir akun yang mengganggu dan memberikan komentar negatif.

Ia pun meminta agar para peserta webinar untuk tetap berempati sebelum berkomentar dan sadar akan jejak digital yang dibuat.

"Kita tidak boleh menjadi lamban terhadap cyberbullying. Kita juga tidak boleh memberikan wadah bagi mereka. Jadi batasi, fitur blokir silahkan dipakai, dan menonaktifkan kolom komentar. Jika ada orang yang selalu memberikan komentar negatif atau memiliki akun palsu yang sering memberikan komentar negatif, kita bisa blokir akun tersebut,” tutup Raniethaa.

Di akhir sesi webinar, para peserta diberikan kesempatan mengajukan pertanyaan yang dijawab langsung oleh narasumber. Seluruh rangkaian webinar ini dipandu oleh moderator Stefani.

Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital sektor pendidikan dapat diperoleh pada media literasi digital kominfo di info.literasidigital.id atau mengikuti media sosial Literasi Digital Kominfo di Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo, dan Youtube @literasidigitalkominfo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: