Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rhenald Kasali Beberkan Empat Hal yang Perlu Diperhatikan Soal Penilaian ESG Perusahaan

Rhenald Kasali Beberkan Empat Hal yang Perlu Diperhatikan Soal Penilaian ESG Perusahaan Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Warta Ekonomi, Depok -

Pada Mei lalu, perusahaan kendaraan listrik terkemuka Tesla telah dihapus dari Indeks ESG S&P 500. Merespons hal tersebut, Elon Musk membuat cuitan di Twitter-nya yang mengatakan bahwa ESG adalah "penipuan" yang telah "dipersenjatai oleh pejuang keadilan sosial palsu."

Sebagai catatan, environmental (lingkungan), social (sosial), dan governance (tata kelola usasa) atau yang biasa disingkat ESG adalah seperangkat standar yang digunakan untuk menyaring investasi berdasarkan kebijakan perusahaan dan mendorong perusahaan untuk bertindak secara bertanggung jawab.

Menanggapi hal tersebut, Guru Besar FEB UI Rhenald Kasali menjelaskan bahwa meskipun ESG baik untuk pembangunan bisnis yang berkelanjutan, tetapi pada saat yang sama bisa menjadi senjata untuk menghancurkan reputasi perusahaan. 

Baca Juga: Gubernur-gubernur Negara Bagian di Amerika Serikat Ngomel Gegara ESG, Ada Apa?

Dengan demikian, ia mengatakan ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian ESG. Pertama, penilaian lembaga rating ESG bisa berbeda dengan lembaga lain. Kedua, elemen dan standar ESG belum baku. Ketiga, penilaian ESG bisa berbeda-beda di setiap negara.

“Yang pertama, dapat kita simpulkan rating-nya berbeda-beda dan jumlah perusahaan rating agak sangat banyak dan tidak konsisten satu dengan lainnya. Yang kedua, mereka bisa mengubah elemen-elemen dan juga ketentuan-ketentuan yang berlaku. Ini kadang-kadang membingungkan, tiba-tiba Anda bisa keluar dan kadang-kadang ini bisa merusak reputasi. Yang ketiga, tentu saja metodenya belum jadi, masih belum matang, dan tentu saja budaya setiap bangsa berbeda-beda,” kata Rhenald, dikutip dari kanal Youtube-nya pada Kamis (15/6/2023).

Sementara yang keempat, ia mengatakan bahwa ESG bisa saja menjadi agenda politik bagi politisi untuk merusak reputasi perusahaan. 

“Yang keempat, ini mungkin juga ada political agenda. Jadi masing-masing bangsa tentu saja bisa saja menerapkan prinsip-prinsip tertentu, apalagi partai politik semakin ke tengah jadi ada partai kecil dengan gagasan tertentu bisa masuk tiba-tiba mereka bisa menguasai jadi menteri luar negeri atau menteri pendidikan dan kemudian kebijakannya dipaksakan ke negara lain termasuk ke negara kita,” beberya.

Terlepas dari itu, ia menekankan bahwa ESG penting dalam kehidupan dan pengembangan bisnis yang berkelanjutan.

“Dari semua itu saya perlu ingatkan kepada Anda, yang terpenting itu adalah aspek sustainability. Kita tidak anti-ESG, kita perlu menerapkannya, ini adalah bidangnya sangat penting untuk penerusan kehidupan,” ujar Rhenald.

“Saya harus katakan bahwa basic idea di balik ESG ini sangat brilian dan sangat baik. Tentu saja kita harus jaga mengenai governance dari lembaga-lembaga rating. Dan tentu saja untuk itu kita harus berpengetahuan kontroversi apa secara umum yang terjadi,” tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Novri Ramadhan Rambe
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: