Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pakar Beberkan Efek Jangka Panjang BPA buat Kesehatan Anak

Pakar Beberkan Efek Jangka Panjang BPA buat Kesehatan Anak Peneliti dari Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan proses daur ulang limbah plastik medis dengan metode kristalisasi di Puspitek, Serpong, Tangerang Selatan (19/2/2021). | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Catherine Tjahjadi meminta orang tua untuk mewaspadai senyawa berbahaya dari bahan kimia Bisphenol A (BPA).

Ia mengingatkan BPA berpotensi menyebabkan dampak buruk pada perkembangan anak.

"Sebisa mungkin ‘BPA free’, karena kita menginginkan anak-anak menjadi generasi yang bagus di kemudian hari, bukan yang ada keterbatasan perkembangan. Kita harus lindungi anak-anak sejak dari awal,” kata Catherine.

Menurut Catherine, penyakit lain yang mengintai dari paparan bahan kimia BPA tidak bisa dilihat dalam waktu dekat, tapi dalam waktu jangka panjang, pada saat anak telah tumbuh menjadi dewasa.

"Kalau paparannya sudah banyak maka larinya ke kanker, bukan berarti kankernya akan muncul dalam waktu satu atau dua tahun, tapi mungkin dalam periode lima tahun, 12 tahun dan bahkan sampai 20 tahun mendatang," timpalnya.

Kandungan BPA tidak hanya bisa ditemukan pada kemasan makanan atau minuman. Mainan anak, kata dia, juga harus dipastikan ada label bebas BPA agar aman apabila masuk ke mulut anak.

Catherine menyarankan agar setiap bepergian, keluarga yang memiliki bayi membawa botol minum sendiri yang terbuat dari stainless atau kaca, untuk mencegah kontaminasi BPA ke dalam tubuh bayi mereka.

Untuk diketahui BPA ditemukan pada plastik polikarbonat yang digunakan pada kemasan air minum dalam galon bekas pakai berulang-ulang, botol minum bayi, dan wadah plastik makanan. 

Sementara pakar neonatologist, dr. Daulika Yusna juga mengingatkan hal yang sama tentang bahaya BPA.

Gangguan lainnya dapat memicu kanker, jika BPA dikonsumsi terus menerus. Bahaya BPA tidak serta merta berefek. Contohnya gangguan hormon pada anak atau balita yang sedang tumbuh,” kata

Sementara, dr. Darrel Fernando mengatakan, masyarakat perlu meningkatkan kesadaran dan bersikap teliti melihat kode dan bahan kemasan makanan atau minuman yang akan digunakan.

"Kita harus lebih teliti melihat kode plastik pada setiap produk yang kita gunakan,” katanya. 

Kode plastik nomor 7, yang lazimnya mengandung senyawa berbahaya BPA, menurutnya, perlu lebih diperhatikan dalam kemasan makanan atau minuman.

"Plastik jenis ini sebisa mungkin harus dihindari agar tidak terjadi akumulasi jangka panjang,” katanya.

Pesan mereka jelas, untuk melindungi anak-anak dari senyawa BPA, penting bagi para orang tua dan masyarakat secara umum untuk menerapkan tindakan pencegahan yang tepat. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: