Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mahfud MD Pernah Cerita ke Pakar UGM: 'ini Ada Pemilu atau Enggak, Saya Gak Yakin Ada'

Mahfud MD Pernah Cerita ke Pakar UGM: 'ini Ada Pemilu atau Enggak, Saya Gak Yakin Ada' Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Pusat Kajian Antikorupsi (PUKAT) Universitas Gadjah Mada Zainal Arifin Mochtar mengaku pernah mendengar sendiri pernyataan dari Menko Polhukam Mahfud MD yang pada awal tahun 2023 mengatakan kalau ia ragu akan ada Pemilu di 2024.

Hal itu diungkap Zainal di acara podcast eks Ketua KPK Abraham Samad dalam Abraham Samad Speak Up.

Samad awalnya bertanya tentang peluang Pemilu 2024 ditunda sebagaimana kabar itu merebak di publik dan sudah menjadi rahasia umum akan rumor tersebut.

"Bisa saja nanti dengan berbagai permasalahan yang sengaja ditimbulkan, sehingga suatu ketika pemerintah mengambil kebijakan Pemilu ditunda, kira-kira ada enggak pikiran seperti itu, menurut kacamata Bung Zainal?," tanya Samad ke Zainal.

"Saya kira isu itu besar, tidak mungkin beberapa lembaga penting mendiskusikan itu, beberapa lembaga kajian negara yang penting itu mengindikasikan... artinya isu itu bukan isapan jempol. Saya bahkan ketemu Pak Mahfud di awal Januari 2023.

"Saya bertanya dan berkelakar saja 'Pak Mahfud mau maju ndak capres 2024?'. Yang saya kaget, Pak Mahfud bilang 'saya belum kepikir mas, waktu itu ya, ini ada Pemilu atau nggak ya saya gak yakin ada,'" terang Zainal.

"Seorang Mahfud ya?," tanya Samad menegaskan ke Zainal.

"Seorang Menko Polhukam, artinya isu itu bukan isapan jempol. Isu itu ada," jawab Zainal.

Zainal yang juga dosen ilmu hukum tata negara di Universitas Gadjah Mada itu menegaskan isu penundaan Pemilu 2024 bukan isapan jempol belaka.

"Artinya isu itu bukan isapan jempol, artinya isu itu besar," tandasnya.

Dia menilai indikasi persoalan konstitusi menjadi bermasalah ketika masalah-masalah fundamental bagi demokrasi di Indonesia mencoba mundur lagi ke belakang dengan isu-isu yang muncul belakangan.

"Yang dilakukan itu isu menutup sendiri, tatkala pihak yang mau bermain-main sekarang sudah mulai geser ke masalah sistem proposional tertutup, kemudian dilanjutkan intervensi penyelenggara negara. Ini taruhannya besar, karena bisa membuka peluang kartu yang sudah dianggap mati, bisa hidup kembali walaupun meredup, energinya dibangkitkan lewat isu proposional tertutup dan intervensi penyelenggara negara," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: