Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tutup Pekan Kedua Juni 2023, Harga CPO Domestik Kembali Melesat Naik

Tutup Pekan Kedua Juni 2023, Harga CPO Domestik Kembali Melesat Naik Kredit Foto: Austindo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) untuk Franco wilayah Belawan dan Dumai tercatat Rp10.595/kg pada Jumat (16/6/2023). Dengan demikian, harga CPO mengalami peningkatan sekitar Rp360/kg jika dibandingkan harga CPO pada Kamis (15/6/2023) yang senilai Rp10.235/kg.

Secara rata-rata, harga CPO domestik pada 12-16 Juni 2023 di PT KPBN tercatat Rp10.145/kg. Harga ini tercatat meningkat Rp323/kg atau sekitar 3,28% dibandingkan periode yang sama sebelumnya, yakni sebesar Rp9.822/kg.

Baca Juga: Terseret Penurunan Harga CPO Global, Harga Referensi CPO Turut Menurun

Melesatnya harga CPO terjadi di tengah kekhawatiran pelaku pasar atas cuaca panas yang memangkas produksi minyak nabati saingannya, terutama kedelai, di Amerika Serikat (AS).

Perkebunan kelapa sawit di Sabah, negara penghasil komoditas terbesar di Malaysia mengalami tekanan air dari tanda-tanda awal El Nino.

Kondisi ini menyebabkan wilayah tersebut menurunkan hasil panen dan memperburuk dampak pemupukan yang kurang optimal serta kekurangan tenaga kerja yang terlihat selama tiga tahun terakhir.

Dari dalam negeri, Indonesia sebagai produsen utama minyak sawit dunia, melalui data dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), pada Kamis (15/6/2023), melaporkan ekspor minyak sawit pada April, termasuk produk olahan, tercatat turun 1,93% per tahun menjadi 2,13 juta MT. 

Kementerian Perdagangan RI juga telah menetapkan harga referensi CPO periode 16–30 Juni 2023, yakni USD723,45 per ton. Nilai ini turun USD88,23 atau 10,87% dibandingkan periode 1-15 Juni 2023 yang tercatat USD811,68 per ton. 

Baca Juga: Begini Catatan Harga CPO Domestik di Senin Terakhir Mei 2023

Penurunan harga referensi CPO tersebut dipengaruhi beberapa faktor, antara lain melambatnya permintaan atas kelapa sawit dunia akibat peningkatan stok.

Selain itu, terjadi penurunan harga minyak nabati lainnya seperti kedelai yang menyebabkan menurunnya ekspor kelapa sawit dari Malaysia, penurunan kurs Ringgit Malaysia terhadap Dolar Amerika Serikat, serta kekhawatiran pasar terkait peningkatan pasokan produksi kelapa sawit global dari Indonesia dan Malaysia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: