Amerika Investasi Rp 7,5 Triliun Bangun Industri Panel Surya Di Batang, Kinerja Bahlil Diapresiasi
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia sepulangnya dari kunjungan kerja ke Amerika Serikat membawa oleh-oleh berupa investasi senilai US$500 juta atau sekitar Rp7,5 triliun untuk membangun industri pembuatan panel dan modul surya di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Jawa Tengah.
Wakil Direktur INDEF Eko Listiyanto mengapresiasi kinerja Bahlil yang mendapatkan kepercayaan dari investor Amerika Serikat tersebut. Menurutnya, Bahlil harus terus mengawal dan memastikan komitmen investasi tersebut terealisasi.
“Harus dipastikan juga oleh pemerintah bahwa ini bagus kalau investasi ini masuk, saya rasa itu sebuah pencapaian juga bagi BKPM, tetapi di sisi lain harus dipastikan bahwa iklim bisnis panel surya di Indonesia itu memang market friendly atau investment friendly,” ujar Eko, Selasa (27/6/2023).
Eko menambahkan investasi pada sektor panel surya sejalan dengan industri hijau yang sedang digaungkan baik oleh pemerintah maupun pelaku industri.
“Ya memang biasanya kalau kita datangin mereka punya komitmen, apalagi ini kan panel surya sesuatu yang lagi ngetren juga di Indonesia sebetulnya, jadi banyak juga yang mulai meminati,” katanya.
Dikatakan Eko dengan membangun industri panel surya, ia mengatakan arah kebijakan pemerintah sudah tepat karena berpihak kepada pengembangan ekonomi yang tetap memperhatikan lingkungan dengan memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT).
“Yang penting itu adalah arah bahwa kalau kemudian Indonesia pro dengan upaya ekonomi sustainable development gitu termasuk panel surya kan sebetulnya bagian dari energi terbarukan yang menjadi support juga untuk keberlanjutan lingkungan nah itu sebetulnya bagus,” tuturnya.
Lanjut Eko menyampaikan adanya komitmen investasi dari perusahaan Amerika Serikat menandakan iklim investasi di Indonesia membaik dan menarik bagi para investor, tinggal pelaksanaan di lapangannya.
“Ada komitmen dari Amerika Serikat perusahaan-perusahaan di sana mau membangun panel surya di sini itu bagus berarti iklim investasi di panel surya ini baik, tapi di dalam negeri juga harus dipastikan bahwa kondisi bisnis di panel suryanya juga menarik begitu,” katanya.
Lebih lanjut Eko mengatakan terkait perizinan membangun panel surya oleh pemerintah juga harus dipermudah, karena jika berbelit-belit atau terkendala di birokrasi maka akan menjadi tidak menarik bagi investor.
“Contohnya begini kemarin kan banyak keluhan tuh dari pengusaha panel surya itu terkait dengan aturan regulasi misalkan karena PLN sendiri kan surplus energi sehingga aturan kayak untuk pengeluaran izin itu kan setahu saya dibatasi,” ungkapnya.
“Kalau ada batasan kayak gitu jadi investasi di panel surya nggak menarik ya harusnya misalkan kapanpun dia mau pasang izinnya mudah begitu, kalau melihat situasi di lapangan ternyata panel surya di Indonesia masih banyak kendala-kendala birokrasi ya jadi gak tertarik,” imbuhnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement