Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ternyata Ini Sederet Tantangan Digitalisasi Dalam Berdakwah

Ternyata Ini Sederet Tantangan Digitalisasi Dalam Berdakwah Kredit Foto: Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo)
Warta Ekonomi, Sulawesi Tengah -

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan Kegiatan Talkshow (chip in) Literasi Digital #MakinCakapDigital 2023 untuk segmen komunitas di wilayah Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Tengah, pada Selasa (27/6/2023). Hal ini dilakukan dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia. 

Perkembangan digitalisasi informasi dan komunikasi telah mengubah cara masyarakat berinteraksi, mengakses informasi, dan melakukan komunikasi dalam berbagai aspek kehidupan.  Keberadaan internet, memberi kemudahan bagi setiap orang untuk bisa dengan terhubung.

We Are Social dan HootSuit bahkan menyebut bahwa pada awal tahun 2023 pengguna internet di Indonesia mencapai 212,9 juta atau 77 persen dari total populasi. Namun seiring bertambahnya pengguna, hal itu belum diikuti dengan peningkatan kemampuan literasi digital. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2018 pun menyebutkan bahwa dari tiga subindeks, Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) Indonesia, subindeks keahlian yang memiliki skor paling rendah dari data yang dirilis 2019.

Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian, dan Statistik Daerah Provinsi  Sulawesi Utara, Evans Steven Liow mengatakan tantangan digitalisasi ini turut memengaruhi  dalam komunikasi dan interaksi sosial kegiatan keagamaan (berdakwah).

“Beberapa langkah pun diambil dengan pemahaman dan kesadaran, adaptasi inovasi, pelatihan pendidikan, menciptakan pengalaman berarti agar menghargai keragaman, serta mengevaluasi berbagai penyesuaian tersebut” sebut Evans saat menjadi nara sumber kegiatan literasi digital #makincakapdigital 2023 untuk segmen komunitas di Sulawesi, Selasa (27/6/2023).  

Ia pun menambahkan bahwa agama perlu hadir dalam ranah digital dengan beradaptasi mengembangkan sarana komunikasi digital seperti membuat website komunitas atau organisasi agama, media sosial, konten digital, kegiatan online gereja bahkan ikut dibuat agar bisa membangun kemitraan digital. Menurutnya dunia digital terkadang dipandang sebagai penghalang dalam membangun hubungan pribadi dan keterhubungan dengan sosial yang nyata.

Perlu adanya kesadaran untuk mengutamakan komunikasi yang bermakna, mempertahankan sikap kejujuran dan ketulusan, serta menunjukkan empati berupa perhatian, serta berbagi pengalaman dalam kegiatan aktivitas. Optimalisasi keberadaan gereja dalam era digital akan membuat semua pihak tetap terhubung bagi jemaatnya. 

"Penting untuk terus memperbarui diri dengan perkembangan teknologi dan menyesuaikan metode dan strategi untuk tetap relevan dalam dunia digital,” sambung Evans.

Adapun tantangan lain yang harus dihadapi saat menyebarkan ilmu Agama adalah menghadapi informasi yang mudah tersebar dan diversifikasi pendapat melalui media sosial dan platform online lain. Gereja pun perlu, memfilter dan menjadi pemandu yang dapat membantu jemaat memilah informasi yang benar dan sehat. Gereja juga perlu membangun keterbukaan dalam menerima dan memahami pendapat yang beragam.

Mengenai perubahan komunikasi dan interaksi digital, Yosi Makolu dari Siber Kreasi mengatakan, "Perilaku yang ingin dihasilkan lewat literasi digital adalah kritis dan bertanggung jawab. Serta bijak dalam menyaring dan membagikan informasi."

Sebab tidak semua informasi yang beredar di internet valid sumbernya dan objektif. Selain itu tidak semua informasi mengenai diri sendiri harus dibagikan ke orang lain, sehingga hindari oversharing. 

Saat menerima informasi, bedakan pula antara fakta, opini dan hoaks yang sangat mungkin di internet. Selain itu banyak pula akun anonim di media sosial, namun jejak digital yang ditinggalkan tetap berbahaya karena pemilik akun tetap bisa terdeteksi. 

Sebagai informasi, kegiatan talkshow Makin Cakap Digital ini bekerjasama dengan Pelprap GPDI Sulut ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. 

Kali ini hadir pembicara-pembicara program kegiatan Literasi Digital #MakinCakapDigital di tahun 2023 yang ahli dibidangnya untuk berbagi antara lain Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian, dan Statistik Daerah Provinsi  Sulawesi Utara, Evans Steven Liow, Ketua Umum Siberkreasi, Yosi Mokalu, dan Dosen Universitäs Negeri Manado, Quito Kainde. 

Adapun informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui Website literasidigital.id atau event.literasidigital.id, atau akun Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo dan Youtube Literasi Digital Kominfo. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: