Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Investasi Rp39 Miliar, Kapasitas Produksi Surya Biru Murni Acetylene Naik 5 Kali Lipat

Investasi Rp39 Miliar, Kapasitas Produksi Surya Biru Murni Acetylene Naik 5 Kali Lipat Peresmian penambahan unit air separation plant (ASP) di pabrik PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) yang terletak di, Jalan Mulawarman, Balikpapan. | Kredit Foto: SBMA
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) yang merupakan emiten produsen gas industri telah meresmikan penambahan unit air separation plant (ASP) pada pabriknya yang terletak di, Jalan Mulawarman, Balikpapan. Pabrik ini akan meningkatkan produksi gas hingga lima kali lipat. Proyek pengembangan pabrik dengan unit air separation plant (ASP) menyerap total investasi sebesar Rp39 miliar, dimana Rp18 miliar berasal dari dana IPO.

Direktur Operasional PT SBMA Iwan Sanyoto mengatakan, dengan adanya alat baru, pabrik ini ditargetkan terjadi peningkatan produksi oxygen dan nitrogen hingga 5 kali lipat setelah pasca commercial start up Air Separation Plant (ASP), sejak 7 Juni lalu. Menyumbang peningkatan kapasitas hingga 50 ton per hari atau lima kali lipat dari produksi sebelumnya.

Hingga kini, perusahaan berkode emiten SBMA ini menghasilkan asetilin, argon, CO2, nitrogen, dan oksigen. Khusus nitrogen dan oksigen sebagai tambahan terbaru. Perseroan akan fokus pada peningkatan produksi produk nitrogen dan oksigen agar sejalan dengan permintaan pasar yang terus meningkat.

Baca Juga: Tunjuk Direktur Baru, SBMA Juga Sepakat Buat Tebar Dividen 31% dari Laba 2022

"Karena semakin banyak potensi pasar, kami melihat potensi peningkatan permintaan untuk produk nitrogen dan oksigen kami. Kapasitas produksi dan peningkatan efisiensi merupakan faktor penting dalam memenuhi permintaan ini. Kami bangga telah mencapai pencapaian ini dan berharap dapat memperluas kapasitas produksi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan kami yang terus meningkat," katanya dalam keterangan resmi yang diterima, Senin (3/7/2023).

Iwan mengungkapkan bahwa kelebihan produksi ini diharapkan mampu mengantisipasi peningkatan permintaan dari berbagai sektor industri, termasuk pertambangan, petrokimia, dan minyak dan gas, yang sering membutuhkan oksigen dan asetilen.

"Yang paling menggembirakan bagi para investor adalah pabrik ini beroperasi dengan efisiensi sekitar 60 persen lebih tinggi daripada pabrik sebelumnya, sehingga memberikan margin keuntungan (yang besar) bagi kami," ungkapnya.

Pabrik yang memproduksi nitrogen dan oksigen, akan menjadi fokus penjualan besar-besaran SBMA di tahun ini dan tahun depan. "Kami sangat optimis karena pasar masih memiliki potensi yang besar," ujarnya.

Baca Juga: GoTo & TOBA Mulai Bangun Pabrik Pertama Electrum di Cikarang, Kapasitas Produksi 250 Ribu Unit

Selain itu, potensi pasar ada di IKN. Ia meyakini pembangunan IKN akan menyumbang pendapatan perusahaan.

Mengenai kemungkinan perluasan pasar ke wilayah Ibu Kota Negara (IKN), Iwan menjelaskan tentu IKN memiliki kebutuhan gas yang cukup tinggi. Oleh karena itu SBMA dapat menyediakan produk gas di sana, termasuk sebagai salah satu pemasok utama bagi proyek konstruksi di kilang Pertamina.

“IKN jelas ya kan otomatis mereka juga banyak kebutuhan gas dan kita menjadi salah satu pemasok utama lah untuk project dikilang. Nanti memakai produk nitrogen untuk untuk nyuci (purging) pipa sebelum diisi minyak ya, minyak kan mudah terbakar itu harus di cuci dulu, itu kita bisa menyiapkan produknya,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: