Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PLN Beberkan Rencana Pengembangan EBT di Indonesia: Paling Hijau Sepanjang Sejarah

PLN Beberkan Rencana Pengembangan EBT di Indonesia: Paling Hijau Sepanjang Sejarah Kredit Foto: PLN
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengklaim, perseroan telah merancang Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) paling hijau sepanjang sejarah.

"2021 sampai 2030 kita telah merancang RUPTL paling hijau dengan porsi EBT (Energi Baru Terbarukan), yaitu 21 GW hingga tahun 2030," ujar Darmawan dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (5/7/2023).

Darmawan mengatakan, sampai dengan saat ini perseroan sudah memproses sebanyak 30 GW pembangkit EBT yang termasuk dalam pelaksanaan pengadaan sebesar 1,2 GW.

Baca Juga: Dukung NZE Tercapai 2060, PLN Ungkap Hapus 13,3 GW PLTU hingga Tambah 21 GW Pembangkit EBT

Kemudian sebanyak 5,43 GW sudah masuk dalam tahap Power Purchase Agreement (PPA) atau perjanjian jual-beli dan konstruksi, dan 0,83 GW dalam tahap commissioning.

"5,6 gigawatt dalam studi engineering dan juga dalam proses pendanaan, dan 7,9 gigawatt dalam proses perencanaan," ujarnya. 

Lanjutnya, saat ini perseroan tengah melakukan diskusi internal untuk memetakan seluruh sumbatan yang ada dan setiap sumbatan tengah dicari jalan untuk diurai.

"Sehingga program pembangunan 20,9 gigawatt energi baru terbarukan ini bisa bukan hanya berjalan lancar, tapi juga bisa kami melakukan akselerasi," ucapnya. 

Lebih lanjut, Darmawan menyebut bahwa PLN sudah melakukan implementasi co-firing biomassa di 37 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik perseroan.

Menurutnya, biomassa ini berbeda dalam hal pengadaan jika dibandingkan dengan batu bara yang berbasis pada korporasi. 

"Biomassa ini ternyata adalah proses pengadaan energi, di mana value change adalah dengan padat tenaga kerja, sehingga di sini kami melihatnya adalah suatu ekonomi kerakyatan dan ini sudah menghasilkan penurunan emisi sekitar 1,2 juta ton CO2," ucapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: