Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Negara Maju & Lembaga Dunia Kritik Hilirisasi RI, Luhut: Kita Harus Lawan!

Negara Maju & Lembaga Dunia Kritik Hilirisasi RI, Luhut: Kita Harus Lawan! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan akhirnya buka suara soal intervensi lembaga internasional sejumlah negara maju atas kebijakan hilirisasi mineral yang dilakukan pemerintahan Presiden Jokowi.

Melalui unggahan video di akun Instagram resminya @luhut.pandjaitan, Luhut tak ingin ada negara atau lembaga yang mengatur kebijakan pemerintah, terutama yang berkaitan dengan upaya mewujudkan kemajuan negara.

"Kita harus berani melawan hal-hal yang (merugikan Indonesia). (Hilirisasi) perlu untuk keuntungan generasi yang akan datang. Kita jangan jadi, maaf kalau saya katakan, didikte oleh negara-negara maju, kok mereka yang mengatur kita," ujarnya, dikutip Minggu (9/7/2023).

Baca Juga: Serang Balik Eropa Buntut EUDR, Luhut Ancam Alihkan Ekspor Sawit ke Afrika

Luhut membeberkan hilirisasi mineral yang dijalankan pemerintah bertujuan untuk membawa Indonesia dari negara berkembang menjadi negara maju.

"Ini hilirisasi untuk membawa Indonesia sebagai negara berkembang menjadi negara kaya atau high income country, atau suatu ketika nanti 20 tahun lagi bisa menjadi negara maju," tegasnya.

Negara maju, lanjutnya, sudah berpuluh-puluh tahun mengeruk keuntungan dari mineral mentah Indonesia. Saat ini Indonesia berbenah. Karenanya, pemerintah ingin mengolah mineral mentah di dalam negeri untuk menghasilkan nilai tambah yang menguntungkan bagi rakyat.

"Jadi kalian (anak muda) harus berani juga mengatakan 'Hey ini Indonesia baru, ini Indonesia maju' karena kita harus kompak soal itu semua, jadi jangan boleh kita diatur-atur negara lain," tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rosmayanti
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: