Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kolaborasi Insan Pendidikan Bumi Lancang Kuning Cegah Kampanye Negatif Sawit yang Terselubung

Kolaborasi Insan Pendidikan Bumi Lancang Kuning Cegah Kampanye Negatif Sawit yang Terselubung Kredit Foto: BPDPKS
Warta Ekonomi, Riau -

Provinsi Riau merupakan salah satu sentra produsen sawit dengan lahan perkebunan terluas di Indonesia sehingga dukungan dan persepsi positif masyarakat Riau kepada sawit sangat penting untuk menjaga keberlanjutan perkebunan sawit di daerah ini. Namun, sangat disayangkan bahwa pada tahun 2021, terdapat kampanye negatif terselubung soal sawit pada materi ujian Sekolah Dasar di Kabupaten Kampar Riau.

Tidak hanya itu, peserta didik di Provinsi Riau yang notabene sudah hidup berdampingan dengan perkebunan kelapa sawit, ternyata masih memiliki pengetahuan yang minim tentang manfaat kelapa sawit baik dari aspek ekonomi, sosial, maupun lingkungan.

Baca Juga: Akhiri Pekan Pertama Juli 2023, Harga Sawit Dalam Negeri Kembali Menguat

Mengingat kenyataan bahwa isu negatif sawit di sekolah-sekolah juga muncul di daerah yang memiliki perkebunan sawit dan untuk mencapai tujuan promosi sawit, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bekerja sama dengan Dinas Perkebunan Provinsi Riau dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Riau menyelenggarakan kegiatan Palm Oil EduTalk "Kupas Tuntas Mitos dan Fakta Tentang Kelapa Sawit" & Sawit @School: Sawit Sahabat Siswa pada 25–27 Juni 2023 di Kabupaten Pelalawan dan Kota Pekanbaru, Riau. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 350 Guru dan Siswa/i dari 12 kabupaten/kota se-Riau yang berlangsung secara hybrid.

"Semua tanaman itu punya akses untuk menyerap air, tapi tidak sebegitu jeleknya sawit itu menyerap air. Ayo insan-insan pendidikan sawit, jangan hanya terima begitu saja kampanye hitam itu berlangsung. Jangan hanya kita menerima hasil penelitian yang sudah ada dari mereka, kita juga lakukan penelitian sebagai referensi lainnya," kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Ir. Zulfadli, dalam sambutannya.

Dikatakan Zulfadli, Provinsi Riau merupakan kiblatnya sektor sawit Indonesia lantaran 20 persen populasi sawit Indonesia atau sekitar 3,38 juta hektare ada di Riau dan dari 48 juta ton CPO yang dihasilkan Indonesia, sebanyak 9 juta ton berasal dari Riau. Tidak hanya itu, terdapat sekitar 285 PKS dan sekitar 272 kebun besar dan kebun kecil di Riau.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua PGRI Provinsi Riau Dr. Muhammad Syafii S.Pd., M.Pd mengatakan, "Guru mempunyai leading sector untuk image building pola pikir siswa/i untuk memperkuat sektor perkebunan kelapa sawit agar tidak ada lagi soal-soal evaluasi di sekolah yang ditanyakan dan dijawab bahwa sawit boros air dan lain sebagainya."

Lebih lanjut disampaikan Syafii, tak dapat dimungkiri mungkin memang ada perang bisnis terkait sektor sawit di Uni Eropa atau wilayah lainnya, tetapi karena Provinsi Riau merupakan sentra produsen sawit utama di Indonesia, seharusnya semua masyarakat termasuk guru-guru berkontribusi lebih besar untuk menjaga sektor sawit ini. Bahkan, Syafii mengatakan bahwa di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau terdapat SMK Kelapa Sawit Arsya Ganeeta Indonesia yang merupakan satu-satunya sekolah vokasi kelapa sawit tingkat SMK di Indonesia. 

Hadir sebagai narasumber, Head of Corporate Communication Sinar Mas Agribusiness and Food, Wulan Suling, memaparkan bahwa terdapat beberapa alasan mengapa minyak sawit menjadi pilihan yang lebih baik, di antaranya (1) Memiliki hasil terbaik dibandingkan tanaman minyak nabati lainnya; (2) Menggunakan lebih sedikit pestisida dan pupuk; (3) Menghasilkan pendapatan lebih tinggi dibandingkan komoditas lain, yaitu 1,3 kali lebih banyak dari tanaman Karet dan 10,3 kali lebih banyak dari padi; (4) Membutuhkan lebih sedikit lahan untuk menghasilkan minyak setiap ton nya; membuka lapangan pekerjaan sebanyak 1,2 juta lapangan kerja (meningkat 170%) di tahun 2000-2015.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: