Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Medco Energi Bakal Ganti Seluruh Energi Kotor di Tambang AMMAN pada 2025

Medco Energi Bakal Ganti Seluruh Energi Kotor di Tambang AMMAN pada 2025 Kredit Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Warta Ekonomi, Tangerang -

Direktur Utama PT Medco Energi Internasional Tbk, Hilmi Panigoro memastikan, perseroan akan mengganti seluruh energi kotor untuk operasi PT Amman Mineral Nusa Tenggara Tbk (AMMAN) pada 2025.

"AMMAN ada 145 MW batu bara dan diesel. Dan itu semuanya akan diberhentikan sebelum tahun 2025," ujar Hilmi saat ditemui di ICE BSD Tangerang, Rabu (12/7/2023).

Hilmi mengatakan, nantinya pembangkitan untuk tambang tersebut digantikan dengan gas, matahari, dan angin. 

Baca Juga: Pemerintah Akan Manfaatkan Nuklir Bila EBT Indonesia Habis

"Jadi, pada saat nanti 2025 itu semua coal dan diesel sudah di-decommission (nonaktifkan) sukarela dan diganti dengan gas plus RNE (Renewable Energy), matahari, dan angin," ujarnya. 

Lanjutnya, sampai dengan saat ini, Medco Energi tengah mengejar proyek pembangunan Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Salah satunya dengan membangun geothermal di Ijen, Jawa Timur yang total kapasitasnya mencapai 110 MW. Pada tahap pertama atau yang tengah berjalan sebesar 40 MW. 

Kemudian, di Bali perusahaan sudah mulai membangun geothermal 50 MW secara keseluruhan dan tersebar di Bali Barat sebesat 25 MW dan 25 MW di Bali Timur.

Selain itu, perseroan juga tengah melakukan monitoring untuk mempelajari kecepatan angin di Nusa Tenggara.

"Mudah-mudahan kalau sudah keluar datanya, itu pun satu rencana kita untuk bisa membangun pembangkit listrik tenaga angin di Sumbawa," ungkapnya.

Hilmi menyebut, pembangunan tersebut memang membutuhkan biaya operasional yang tinggi. Namun, dengan memanfaatkan EBT, biaya tersebut hanya akan dikeluarkan di awal saja.

Baca Juga: Mau Bangun Interkoneksi Listrik Jawa-Bali-Sumatera, PLN Butuh Rp43,72 Miliar

"Kalau yang namanya energi terbarukan itu memang Capex (Capital Expenditures) di depannya besar, tapi kan mataharinya engak bayar. Capex untuk turbin angin di depan besar, tapi anginnya enggak bayar. Jadi, mungkin Capex tinggi dulu, setelah beberapa tahun akan turun jauh sekali dan di long run (jangka panjang) bisa jalan," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: