Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

AHY Senyum Dengar Tingkat Kepuasan Publik Atas Kinerja Pemerintah 90 Persen: Nggak 100 Sekalian?

AHY Senyum Dengar Tingkat Kepuasan Publik Atas Kinerja Pemerintah 90 Persen: Nggak 100 Sekalian? Kredit Foto: Andi Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengaku heran ketika melihat hasil survei yang menyebut bahwa tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan capai angka 90 persen. 

Dia mengaku tersenyum ketika mendengar ada hasil survei yang menyebut hal tersebut. AHY pun mengaku memberi respons singkat atas tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah itu.

"Kenapa nggak sekalian 100 persen saja supaya tidak perlu melakukan survei berkali-kali untuk menunjukkan peningkatan," kata AHY kepada wartawan di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Jum'at (14/7/23).

Baca Juga: Demokrasi Indonesia Alami Kemunduran Serius, AHY: Kini Rakyat Takut Bicara!

AHY menyebut, tak perlu malu untuk menunjukkan hasil nyata dalam survei kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan. Dia menyebut, tak perlu menutup-nutupi statistik dengan angka-angka dalam hasil survei.

Ketika angka statistik itu ditutupi, kata AHY, hasil survei telab memasuki wilayah manipulatif. Dia menilai hal itu berbahaya sebab hanya memberi situasi menyenangkan dalam suatu permasalahan.

"Sebenarnya (survei itu) hanya untuk menyenangkan diri, padahal banyak masalah, banyak bom waktu yang ditanam, nunggu meledak," jelasnya.

Pasalnya, AHY menilai banyak aspirasi rakyat yang mengeluhkan kondisi pemerintahan hari ini yang dinilai terlalu banyak masalah. Menurutnya, pertanyaan puas atau tidak dalam penjajakan pendapat tidak mencakup seluruh instrumen.

Oleh karenanya, dia mengusulkan lembaga survei untuk mengubah pertanyaan dalam menjajakan pendapat pada respondennya. Mengingat pertanyaan iya atau tidak pada pertanyaan puas terhadap kinerja pemerintahan tidak bisa dijawab dengan sederhana.

"Coba pertanyaannya begini 'apakah bapak, ibu, saudara merasa sehari-hari kebutuhan pokok hari ini terjangkau atau tidak?', pertanyaan kedua 'apakah bapak, ibu, saudara merasa bahwa lapangan pekerjaan hari ini mudah atau sulit?', pertanyaan ketiga misalnya 'apakah bapak, ibu, saudara merasa keadilan, dan kebijakan hukum di Indonesia ini sudah baik atau gimana?'," kata AHY.

"Instrumen-instrumen pertanyaan seperti itu sebetulnya lebih indikatif pada kondisi sebenarnya. Tapi kalau hanya disederhanakan dengan puas atau tidak, saya rasa tidak sesederhana itu, dan seringkali itu bisa dimanipulasi," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: