Risiko Penipuan Tinggi, Bank Nasional Australia Blokir Perusahaan-Perusahaan Layanan Kripto
Salah satu bank besar di Australia telah mengumumkan akan memblokir sejumlah platform kripto tertentu, dengan alasan tingginya tingkat risiko penipuan dalam industri ini.
Dilansir dari Cointelegraph, Selasa (18/7/2023), pada 17 Juli, Bank Nasional Australia (National Australia Bank/NAB) mengumumkan serangkaian tindakan baru untuk melindungi nasabah dari penipuan sebagai bagian dari "strategi anti-penipuan di seluruh bank."
Selain menghentikan jutaan pembayaran antara Maret dan Juli 2023, bank tersebut juga akan memblokir "beberapa platform kripto" untuk membantu melindungi nasabah dari penipuan.
Baca Juga: Badan Stabilitas Keuangan Internasional Susun Kerangka Regulasi Global untuk Kripto
NAB tidak menyebutkan nama-nama bursa kripto yang diperkirakan akan menghadapi pemblokiran tersebut. Eksekutif NAB untuk Investigasi Kelompok dan Penipuan, Chris Sheehan, hanya menyebutkan bahwa pemblokiran baru akan dilakukan kepada platform-platform "berisiko tinggi," di mana "penipuan lebih sering terjadi."
"Para penipu ini merupakan bagian dari kelompok kejahatan transnasional yang terorganisasi. Kami semakin sering melihat mereka menggunakan platform kripto untuk mengirim dana hasil curian dengan cepat dan seringkali ke luar negeri," ujarnya.
Berdasarkan laporan media lokal, Sheehan mengisyaratkan bahwa pemblokiran kripto NAB dapat memengaruhi bursa kripto Binance. "Pendekatan kami akan konsisten dengan industri lainnya," katanya. Selama beberapa bulan terakhir, bank-bank besar lainnya di Australia, seperti Westpac dan Commonwealth Bank, juga dilaporkan telah memblokir pembayaran ke Binance.
Dalam pengumumannya, NAB terus mengulangi narasi yang berkembang dari bank-bank lokal, yang menyatakan bahwa hampir 50% dana penipuan yang dilaporkan di Australia terkait dengan kripto.
"Penipuan kripto adalah salah satu ancaman keamanan yang berkembang pesat. Warga Australia kehilangan lebih dari US$221 juta (Rp3,315 triliun) karena penipuan kripto tahun lalu." Otoritas juga berpendapat bahwa 40% warga Australia "sangat bersedia" transaksi pembayaran menjadi lebih lambat jika itu membuat mereka "lebih terlindungi dari para penipu."
Baca Juga: Bitcoin Dominasi 99% dari Keseluruhan Nilai Investasi Kripto yang Meningkat
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ni Ketut Cahya Deta Saraswati
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement