Indonesia Lepas dari Middle Income Trap? Ekonom: Fokus Industrialisasi Sektor Agrikultur
Beberapa waktu lalu, Bank Dunia mengumumkan bahwa Indonesia telah naik kelas dari kelompok negara berpenghasilan menengah ke bawah (lower-middle income) menjadi kelompok negara berpenghasilan menengah ke atas (upper-middle income).
Hal ini dikarenakan pendapatan nasional bruto (PNB) per kapita Indonesia mencapai US$4.580 atau setara sekitar Rp68,7 juta pada 2022. Tentunya ini merupakan pencapaian yang bagus bagi Indonesia, mengingat tujuan Indonesia yang ingin melepaskan diri dari jebakan negara berpendapatan menengah (Middle Income Trap) pada tahun 2045 yang akan datang.
Kepala Center of Digital Economy and SMEs Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eisha Maghfiruha Rachbini mengatakan bahwa jika Indonesia ingin lepas dari jebakan negara berpendapatan menengah, kuncinya adalah pada pertumbuhan produktivitas.
Baca Juga: Indonesia Kembali Naik Kelas, Mungkinkah Jadi Negara Maju Sebelum 2045?
“Kalau mau dilihat track dari bagaimana kita mau keluar dari middle income trap, sebenarnya pemerintah sudah membuat visi yang namanya Indonesia 2045. Bahwa 2045 kita ingin menjadi negara maju, sehingga dibuatlah path, dibuat jalur atau roadmap bagaimana kita bisa mencapai itu. Nah, di 2043 targetnya sudah diinginkan keluar dari middle income trap. Syaratnya bagaimana? Syaratnya berarti memang harus tumbuh. Bagaimana kita mencapai pertumbuhan tersebut, intinya dikunci produktivitas,” ujarnya dalam diskusi virtual Indonesia Naik Kelas, Kapan Lepas dari Middle Income Trap? yang dikutip melalui kanal Twitter Space, Jumat (21/7/2023).
Ia menekankan saat ini Indonesia harus sudah fokus terhadap apa yang dimiliki. Indonesia merupakan negara agrikultur yang memiliki banyak sumber daya alam, sehingga industrialisasi harus difokuskan pada sektor tersebut. Ia menyayangkan saat ini pemerintah tidak memfokuskan industrialisasi pada sektor agrikultur.
“Sekarang kita fokusnya, apa yang kita punya, kita punya lahan resources yang banyak. Tetapi tadi, (saat ini) industrialisasinya tidak difokuskan pada natural resources yang kita punya,” jelasnya.
Ia melanjutkan bahwa Indonesia harus mengembangkan sektor agrikultur dengan melakukan riset, inovasi, teknologi, dan pengumpulan pengetahuan, sehingga produktivitas sektor tersebut dapat mengalami peningkatan.
“Jadi, intinya adalah bagaimana agriculture kita berbasis dari riset. Riset, inovasi, knowledge accumulation, knowledge creation di dalam sektor agriculture ini harus terus dikembangkan, sehingga meningkatkan produktivitas di pertanian. Jadi, basisnya itu dulu, bagaimana pertanian kita memang digerakkan dari research base, teknologi, inovasi, sehingga bisa meningkatkan lagi produktivitas di sektor agrikultur,” tutupnya.
Baca Juga: Sebut Hilirisasi Bisa Bawa Indonesia Jadi Negara Maju, Ekonom: Lawan Intervensi IMF!
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ni Ketut Cahya Deta Saraswati
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement