Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) menggelar launching dan bedah buku berjudul Rusia dan Ukraina, Perspektif Intelijen Strategis, yang berlangsung di gedung Perpusnas, Jakarta, Selasa (25/7/2023).
Adapun, buku ini merupakan karya dari Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, dalam membuka perspektif tentang situasi perang dan pascaperang yang terjadi di Rusia serta Ukraina.
Baca Juga: Lagi, Perpusnas Raih Opini WTP
Kepala Perpusnas RI, Muhammad Syarif Bando, mengatakan perang Rusia degan Ukraina sudah menjadi perhatian seluruh dunia. Dan itu wajar terjadi, karena bukan hanya pertempuran dua negara saja.
"Tapi juga perang antara Barat dengan Timur. Perang Amerika Serikat (NATO) dengan Rusia," ujarnya saat membuka acara.
Hal itu, sambung Bando, menimbulkan polarisasi antarkawasan, khususnya di benua Asia dan Afrika. Buku ini dapat membuka pandangan bagi masyarakat Indonesia tentang perang Rusia dan Ukraina, khususnya terkait dengan hubungan internasional.
"Pengamat militer di dalam dan luar negeri juga mendapatkan satu referensi baru, tentang perspektif perang dan dampak yang ditimbulkannya," ucap Bando.
Bando juga berharap agar buku Perang Rusia dan Ukraina, Perspektif Intelijen Strategis ini bisa dibuat ke dalam bentuk digital, untuk dimasukkan di Perpusnas.
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo sementara itu mengatakan begitu penting artinya perang Rusia dan Ukraina bagi dunia, khususnya Indonesia.
"Siapa yang diuntungkan dari perang ini. Bukan hanya militer saja, tapi juga perang dagang industri alutsita. Menjadi momentum menunjukkan kehebatan produksi," tuturnya.
Bamsoet-sapaan karibnya-menyatakan dampak yang ditimbulkan dari perang ini berpengaruh ke segala hal. Baru dua bulan Rusia menyerang Ukraina pada 24 Februari hingga 11 April 2022, sudah 1.793 warga sipil menjadi korban jiwa serta 2.400 orang mengalami luka-luka.
Lalu, lima bulan kemudian, jumlah korban sipil kembali bertambah. Sebanyak 5.900 warga meregang nyawa, dan lebih dari 8.600 orang luka-luka. Dampak perang Rusia-Ukraina juga menimbulkan krisis kemanusiaan global.
"Jutaan warga Ukraina harus mengungsi ke berbagai negara Eropa. Ada lebih dari 7,5 juta jiwa," ungkap Bamsoet.
Baca Juga: Pamer 3 Kekuatan RI, KBRI Moskow Rayu Pengusaha Rusia Investasi di IKN Nusantara
Belum lagi dampak dari sektor perekonomian. Rusia sebagai negara produsen gandum terbesar nomor tiga dunia, dan Ukraina di posisi sepuluh, mengganggu ekspor pangan ke luar negeri, termasuk Indonesia.
"Sepertiga kebutuhan gandum dunia berasal dari Rusia. Dan Ukraina memasok setengah juta ton. Perang ini menyebabkan ekspor terhenti," ucapnya.
Buku Perang Rusia dan Ukraina, Perspektif Intelijen Strategis ini merupakan sumbangsih TNI bagi sejarah peradaban manusia. Sebab, konflik antarnegara sudah terjadi sejak zaman prasejarah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait:
Advertisement