Alih-Alih Indonesia, Tesla Justru Buka Kantor & Pabrik di Negara Lain
Bukan Indonesia, Tesla justru akan mendirikan kantor cabang di Selangor, Malaysia. Langkah tersebut dilakukan Tesla sebagai upaya meningkatkan penetrasi perseroan di regional Asia Tenggara. Pemerintah Malaysia pun dikabarkan telah memberikan dukungan penuh terkait hal ini.
"Kehadiran Tesla di sini akan membantu meningkatkan kredensial pro-bisnis dan pro-investasi Malaysia di panggung global dan kami berharap dapat menyambut lebih banyak investor multinasional yang memiliki visi yang sama untuk mengembangkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan," ungkap Teuku Zafrul Abdul Aziz, Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia.
Tidak hanya itu, Tesla juga dikabarkan tengah mematangkan rencana pembangunan pabrik untuk mobil listrik murah di India. Dikutip dari Reuters, Rabu (26/7/2023), rencana tersebut kian dimatangkan seiring pertemuan representatif dari Tesla dengan jajaran Kementerian Perdagangan India.
“Tesla telah menyatakan minatnya untuk membangun pabrik di India yang akan memproduksi kendaraan listrik (EV) berbiaya rendah untuk pasar lokal dan untuk ekspor,” kata sumber tersebut.
Menanggapi kedua peristiwa tersebut, Luhut menyebut bahwa dirinya akan melakukan perjalanan ke California untuk menemui Musk secara langsung guna membahas kelanjutan rencana investasi Tesla di Indonesia.
“Saya akan lakukan finalisasi di California untuk intensif apakah bisa investasi [Tesla] di Indonesia,” kata Luhut di acara Nikel Conference, Selasa (25/7/2023).
Mungkinkah Tesla Jadi Investasi di Indonesia?
Meskipun sejak lama pemerintah optimis Tesla akan berinvestasi di indonesia, hingga saat ini belum ada kepastian mengenai hal tersebut. Tesla justru membangun pabrik baru dan kantor cabang baru di negara lain. Tesla terlihat seolah-olah ragu untuk berinvestasi di Indonesia.
Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu menyebut bahwa salah satu alasan yang membuat Tesla masih ragu untuk investasi di Indonesia adalah soal komitmen pemerintah dalam pengembangan kendaraan listrik.
“Waktu dulu belum terbaca sama dunia internasional, terutama negara-negara G7 penguasa industri dunia, belum terlihat komitmen kita. Bisa saja hanya sebuah statement-statement politik biasa, tapi enggak kelihatan peta jalannya,” ujar Martinus, dikutip dari Kompas, Rabu (26/7/2023).
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad turut menambahkan bahwa ada dua faktor yang membuat Tesla lebih memilih berinvestasi di India dibandingkan di Indonesia. Faktor tersebut terkait iklim pajak dan tenaga kerja, di mana ia berpendapat India lebih unggul dibandingkan dengan Indonesia.
“Ada dua hal mengapa Tesla akhirnya lebih memilih India. Pertama soal pajak, di Indonesia meskipun ada keringanan pajak kendaraan listrik, namun buat Tesla iklim pajak di India jauh lebih baik dibandingkan Indonesia. Kedua, soal tenaga kerja. Industri kendaraan listrik di India telah jauh lebih berkembang dibandingkan di Indonesia, sehingga tenaga kerja di India pun memiliki kemampuan yang lebih baik,” ujarnya, dalam keterangan tertulis (24/2/2021).
Sementara itu, menurut laporan McKinsey & Company, beberapa perusahaan sedang mencoba untuk mengurangi ketergantungan mereka pada nikel dan beralih ke baterai lithium besi fosfat. Hal ini dikarenakan harga nikel yang relatif mahal.
Baca Juga: Fokus Elon Musk di Tesla Kian Terpecah, Investor Ikutan Gelisah, Pesaing China Makin Lincah!
Mungkin hal tersebut menjadi salah satu pertimbangan Musk, sehingga ia tampak berpikir panjang sebelum memutuskan untuk berinvestasi di Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ni Ketut Cahya Deta Saraswati
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement