Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tesla Investasi di Indonesia, Nyata atau Hanya Imajinasi Semata?

Tesla Investasi di Indonesia, Nyata atau Hanya Imajinasi Semata? Kredit Foto: Reuters/Pascal Rossignol
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kabar bahwa perusahaan mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla Inc akan berinvestasi di Indonesia memang sudah lama terdengar dan menjadi pembicaraan masyarakat. Dalam beberapa waktu terakhir, Pemerintah Indonesia dikabarkan telah beberapa kali melakukan pembicaraan terkait rencana investasi tersebut bersama Elon Musk, pemilik perusahaan mobil listrik tersebut.

Pemerintah Indonesia dikabarkan gencar ‘mendekati’ Tesla untuk segera merealisasikan investasi tersebut. Mulai dari pembicaraan melalui telepon sampai melakukan kunjungan langsung ke Texas, AS telah dilakukan Indonesia demi ‘merayu’ bos Tesla tersebut.

Setelah melakukan beberapa kali pembicaraan, pemerintah optimis bahwa Tesla akan berinvestasi di Indonesia. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki cadangan nikel 23,7% atau sekitar 21 juta ton dari total sumber daya nikel dunia, yang merupakan jumlah terbesar di dunia. 

Baca Juga: Elon Musk Puji Negara Xi Jinping Setinggi Langit: China Akan Memiliki Kemampuan AI yang Sangat Kuat

Kondisi tersebut menjadikan Indonesia berpotensi menjadi pemain utama dalam industri kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Sebagaimana diketahui, EV menggunakan bahan bakar baterai, yang terbuat dari nikel.

Dilansir dari Kumparan, Rabu (26/7/2023), menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Musk menganggap Indonesia begitu menjanjikan untuk mampu menyuplai bahan baku baterai mobil listrik yang sangat dibutuhkan Tesla sebagai salah satu produsen kendaraan listrik ternama.

Kilas Balik dan Optimisme Pemerintah terkait Wacana Investasi Tesla di Indonesia

Isu Tesla akan berinvestasi di Indonesia muncul setelah Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menko Marves Luhut melakukan pembicaraan melalui telepon bersama dengan Musk pada Desember 2020 lalu.

Dalam kesempatan tersebut, mereka dikabarkan membahas peluang investasi Tesla di Indonesia. Menurut Luhut, kedua belah pihak bertukar pandangan mengenai industri mobil listrik dan komponen utama baterai listrik.

Setelah itu, Musk dikabarkan berencana akan mengirimkan tim Tesla untuk berkunjung ke Indonesia dengan tujuan menjajaki semua peluang kerja sama. Luhut pun membenarkan hal tersebut dengan mengatakan bahwa tim Tesla akan melakukan kunjungan pada Januari 2021.

“Tesla telah menyatakan minat yang kuat dan mereka akan lakukan kunjungan di Januari 2021," katanya dalam acara Public Launching KBLBB, Kamis (17/12/2020).

Selanjutnya, pada 14 Februari 2022, Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke markas SpaceX di Boca Cica, AS untuk bertemu langsung dengan Musk. Jokowi mengatakan bahwa pertemuannya dengan Musk tersebut untuk menindaklanjuti pembicaraan mengenai kerja sama investasi dan teknologi. 

“Tindak lanjut perintah saya untuk berbicara dengan Elon mengenai investasi, mengenai teknologi, mengenai inovasi, dan sekarang saya ke sini dan bertemu langsung dengan Elon untuk mendiskusikan kerja sama yang akan datang,” ujar Jokowi.

Setelah pertemuan-pertemuan tersebut, Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkap bahwa Tesla akan mulai masuk ke Indonesia tahun 2022. 

“Insya Allah (Tesla akan masuk) 2022 ini, tetapi saya belum bisa mengumumkan bulannya karena kami belum tanda tangan kesepakatan. (Informasi) besaran investasinya juga masih dirahasiakan. Yang jelas, investasi ini bagus (karena) barang besar," ujarnya dalam ajang Road to G20: Investment Forum pada 18 Mei 2022 lalu.

Meskipun begitu, hingga saat artikel ini dibuat, belum ada kesepakatan resmi apa pun terkait rencana investasi perusahaan milik Elon Musk tersebut di Indonesia.

Alih-Alih Indonesia, Tesla Justru Buka Kantor & Pabrik di Negara Lain

Bukan Indonesia, Tesla justru akan mendirikan kantor cabang di Selangor, Malaysia. Langkah tersebut dilakukan Tesla sebagai upaya meningkatkan penetrasi perseroan di regional Asia Tenggara. Pemerintah Malaysia pun dikabarkan telah memberikan dukungan penuh terkait hal ini.

"Kehadiran Tesla di sini akan membantu meningkatkan kredensial pro-bisnis dan pro-investasi Malaysia di panggung global dan kami berharap dapat menyambut lebih banyak investor multinasional yang memiliki visi yang sama untuk mengembangkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan," ungkap Teuku Zafrul Abdul Aziz, Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia.

Tidak hanya itu, Tesla juga dikabarkan tengah mematangkan rencana pembangunan pabrik untuk mobil listrik murah di India. Dikutip dari Reuters, Rabu (26/7/2023), rencana tersebut kian dimatangkan seiring pertemuan representatif dari Tesla dengan jajaran Kementerian Perdagangan India.

“Tesla telah menyatakan minatnya untuk membangun pabrik di India yang akan memproduksi kendaraan listrik (EV) berbiaya rendah untuk pasar lokal dan untuk ekspor,” kata sumber tersebut.

Menanggapi kedua peristiwa tersebut, Luhut menyebut bahwa dirinya akan melakukan perjalanan ke California untuk menemui Musk secara langsung guna membahas kelanjutan rencana investasi Tesla di Indonesia.

“Saya akan lakukan finalisasi di California untuk intensif apakah bisa investasi [Tesla] di Indonesia,” kata Luhut di acara Nikel Conference, Selasa (25/7/2023).

Mungkinkah Tesla Jadi Investasi di Indonesia?

Meskipun sejak lama pemerintah optimis Tesla akan berinvestasi di indonesia, hingga saat ini belum ada kepastian mengenai hal tersebut. Tesla justru membangun pabrik baru dan kantor cabang baru di negara lain. Tesla terlihat seolah-olah ragu untuk berinvestasi di Indonesia.

Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu menyebut bahwa salah satu alasan yang membuat Tesla masih ragu untuk investasi di Indonesia adalah soal komitmen pemerintah dalam pengembangan kendaraan listrik.

“Waktu dulu belum terbaca sama dunia internasional, terutama negara-negara G7 penguasa industri dunia, belum terlihat komitmen kita. Bisa saja hanya sebuah statement-statement politik biasa, tapi enggak kelihatan peta jalannya,” ujar Martinus, dikutip dari Kompas, Rabu (26/7/2023).

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad turut menambahkan bahwa ada dua faktor yang membuat Tesla lebih memilih berinvestasi di India dibandingkan di Indonesia. Faktor tersebut terkait iklim pajak dan tenaga kerja, di mana ia berpendapat India lebih unggul dibandingkan dengan Indonesia.

“Ada dua hal mengapa Tesla akhirnya lebih memilih India. Pertama soal pajak, di Indonesia meskipun ada keringanan pajak kendaraan listrik, namun buat Tesla iklim pajak di India jauh lebih baik dibandingkan Indonesia. Kedua, soal tenaga kerja. Industri kendaraan listrik di India telah jauh lebih berkembang dibandingkan di Indonesia, sehingga tenaga kerja di India pun memiliki kemampuan yang lebih baik,” ujarnya, dalam keterangan tertulis (24/2/2021).

Sementara itu, menurut laporan McKinsey & Company, beberapa perusahaan sedang mencoba untuk mengurangi ketergantungan mereka pada nikel dan beralih ke baterai lithium besi fosfat. Hal ini dikarenakan harga nikel yang relatif mahal.

Baca Juga: Fokus Elon Musk di Tesla Kian Terpecah, Investor Ikutan Gelisah, Pesaing China Makin Lincah!

Mungkin hal tersebut menjadi salah satu pertimbangan Musk, sehingga ia tampak berpikir panjang sebelum memutuskan untuk berinvestasi di Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ni Ketut Cahya Deta Saraswati
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: