Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Peringati 50 Tahun Hubungan Indonesia-Korea, Airlangga Genjot Kerja Sama Demi Kemakmuran Kawasan

Peringati 50 Tahun Hubungan Indonesia-Korea, Airlangga Genjot Kerja Sama Demi Kemakmuran Kawasan Airlangga Hartarto | Kredit Foto: Kemenko Perekonomian
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama pemerintah Korea Selatan berkomitmen terus mempererat hubungan Indonesia-Korea demi meningkatkan kerja sama ekonomi dan mendorong kemakmuran di kawasan.

Apalagi, kata Airlangga, dalam menghadapi berbagai tantangan global yang kompleks, termasuk perubahan dinamika geopolitik di wilayah Indo-Pasifik, penguatan kerja sama bilateral dan persatuan menjadi salah satu kunci penting. 

Baca Juga: Indonesia Menuju Lepas dari Middle Income Trap, Menko Airlangga: PSN Jadi Kunci!

"Dalam hal ini, Indonesia dan Korea telah berhasil membentuk ikatan Mitra Strategis Khusus yang semakin kuat dan memberikan kontribusi positif bagi kedua negara," kata Airlangga, dalam Forum Bisnis yang memperingati 50 Tahun Hubungan Indonesia-Korea, di Seoul, Republik Korea, dikutip dari keterangan resmi, Rabu (26/7/2023).

Airlangga mengatakan, dalam upaya meningkatkan kerja sama perdagangan dan industri, penting untuk menggarisbawahi peran Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).

"Perjanjian RCEP melibatkan 15 negara, termasuk anggota ASEAN dan lima mitra regional, membentuk kesepakatan perdagangan bebas terbesar dalam sejarah. Perjanjian ini mencakup hampir 30% dari populasi, perdagangan, investasi langsung asing, dan Produk Domestik Bruto (PDB) dunia sehingga memberikan manfaat yang signifikan bagi negara-negara pesertanya," jelasnya.

Menurut Asian Development Bank, RCEP diperkirakan akan meningkatkan pendapatan ekonomi anggota sebesar 0,6% pada tahun 2030, menambahkan pendapatan sebesar USD245 miliar, serta menciptakan 2,8 juta lapangan kerja bagi negara peserta. Asia Tenggara sendiri diuntungkan dengan kontribusi tahunan yang diperkirakan sebesar USD19 miliar di tahun 2030.

"Salah satu manfaat utama RCEP adalah kemajuan rantai pasok regional, yang mendorong konektivitas dan perdagangan antarnegara peserta. Perjanjian ini juga menandai momen penting bagi ASEAN, dengan keberhasilannya mengajak negara-negara ekonomi yang beragam, termasuk aktor besar seperti China dan Jepang, dalam perjanjian perdagangan. Dengan mempertahankan ASEAN centrality, RCEP memperkuat integrasi ekonomi di Asia Timur dan memperkuat hubungan yang lebih kuat di antara negara-negara tetangga," paparnya.

Airlangga lalu mengungkapkan rasa terima kasih atas dukungan dari Republik Korea dalam kepemimpinan Indonesia pada Chairmanship ASEAN 2023. Pada tahun ini, Indonesia mendorong pembentukan RCEP Support Unit (RSU) di Sekretariat ASEAN di Jakarta. 

"Entitas ini akan berperan penting dalam memfasilitasi implementasi yang mulus dan pemantauan efisien terhadap Perjanjian RCEP, dan kolaborasi dengan Republik Korea menjadi sangat krusial dalam mencapai prioritas ini," katanya.

Selanjutnya, Airlangga mengungkapkan pencapaian penting lainnya dalam peringatan ini adalah implementasi Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA) yang berlaku sejak 1 Januari 2023. 

"IK-CEPA menjadi gerbang bagi eksportir Indonesia untuk masuk ke pasar Korea Selatan, dengan penghapusan tarif bea masuk pada lebih dari 11.000 pos tarif," terangnya.

Perjanjian ini juga mencakup kerja sama dalam sektor jasa, mendorong kolaborasi dan pertukaran keahlian. IK-CEPA juga menjadi katalis bagi peningkatan investasi dari Korea ke Indonesia, terutama di sektor-sektor strategis seperti otomotif, logam, kimia, dan energi terbarukan.

Kemudian, juga menekankan penguatan kerja sama ekonomi dan sumber daya manusia, kolaborasi di berbagai sektor, serta aturan dan prosedur perdagangan yang memfasilitasi, berkontribusi pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia di Indonesia dan Korea Selatan.

Baca Juga: Genjot Pembangunan Berkelanjutan, BIMP-EAGA Gandeng AKC dan GGGI dari Korea Selatan

Tidak kalah pentingnya, acara ini turut mempertegas kemajuan signifikan dan potensi Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik untuk Kemakmuran (IPEF). IPEF mewakili 14 negara di wilayah Indo-Pasifik, termasuk Indonesia dan Korea, yang bertujuan untuk mendorong kemakmuran dan keberlanjutan melalui berbagai pilar, termasuk perdagangan, rantai pasok, ekonomi bersih, dan ekonomi yang adil.

"Keterlibatan aktif dari Indonesia dan Korea Selatan dalam perundingan ini adalah bukti komitmen kita untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan mendorong kemakmuran di kawasan," tegasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: