Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kebutuhan Liquid Meningkat, SBMA Rambah Bisnis Are Shipyarf dan Petrokimia

Kebutuhan Liquid Meningkat, SBMA Rambah Bisnis Are Shipyarf dan Petrokimia Kredit Foto: SBMA
Warta Ekonomi, Jakarta -

Emiten yang bergerak di industri kimia anorganik gas, PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) berhasil melakukan pertumbuhan kinerja positif dengan hasil produksi yang cukup mencengangkan di Bulan Juni.

Rini Dwiyanti Direktur Utama SBMA mengatakan, perseroan sangat optimis dengan target kinerja di masa depan dengan kinerja yang kuat. Hingga Juni saja kami telah mengalami pertumbuhan produksi sangap positif sehingga membukukan penjualan yang naik 13 persen menjadi Rp52,8 miliar.

“Peningkatan ini dipengaruhi oleh penjualan gas Acetylene dan Karbondioksida,” ujar Rini dalam keterangan pers, Kamis 3 Agustus 2023.

Dari sisi bisnis, SBMA telah melakukan commercial start up air separation plant  pada tanggal 27 Juni 2023 dan saat ini produksi liquid Perseroan mencapai kapasitas 50 ton sehari. Namun produksi dan penjualan mulai terasa di Bulan Juli dan akan nampak di Periode Q3. Proyek ini merupakan realisasi atas penggunaan dana IPO.

Baca Juga: Ekspansi Wilayah Indonesia Timur Berjalan Positif, IPCM Bukukan Laba Rp84 Miliar di Semester I 2023

Rini menambahkan, bahwa perseroan memiliki market share yang stabil dan peluang Bisnis yang Luas. Dimana Perseroan menerima banyak permintaan liquid diantaranya proyek Kawasan Industri Kalimantan yang merupakan proyek pemerintah.

Momen peningkatan ini bertepatan dengan commissioning air separation plant Perseroan. Melihat ke belakang, Perseroan mengalami peningkatan pada sektor Manufaktur Liquid sebesar 5% dan akan terus meningkat setiap bulan

Sedangkan peluang ke depan, Perseroan saat ini sedang memasuki era shipyard dan petrokimia untuk kebutuhan liquid yang meningkat. “Saat ini Kami telah mengambil 5% dari pasar liquid yang ada di Kalimantan timur dan diestimasikan akan terus meningkat setiap bulannya,” kata Rini.

Baca Juga: Meski Pasar Domestik Terkontraksi, SIG Tetap Berhasil Cetak Pertumbuhan Kinerja

Dari sisi kesehatan finansial, SBMA mampu tetap mengontrol posisi liabilitas jangka pendeknya dimana mengalami penurunan jadi Rp28,40 miliar per 30 Juni 2023 dari periode akhir tahun 2022 senilai Rp30,19 miliar.

Sehingga jumlah aset perseroan senilai Rp269,24 miliar itu mayoritasnya masih dikontribusikan oleh ekuitas yang positif di angka Rp210,52 miliar.

Menariknya untuk periode Januari hingga Juni 2023 ini pos kas yang diperoleh dari aktivitas operasional tercatat positif menjadi pendukung ekuitas senilai Rp3,32 miliar dari sebelumnya minus Rp4,43 miliar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: