Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sekilas tentang AI untuk Jurnalisme, iNews: Alat untuk Efisiensi Lebih Masuk Akal

Sekilas tentang AI untuk Jurnalisme, iNews: Alat untuk Efisiensi Lebih Masuk Akal Kredit Foto: Nadia Khadijah Putri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan televisi dan media swasta, iNews baru-baru ini mengumumkan bahwa telah meluncurkan fitur pembaca berita (news anchor) dengan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Lantas, bagaimana penggunaan AI untuk jurnalisme menurut perusahaan tersebut?

“Saya lihat AI bisa menjadi alat atau mesin untuk membuat efisiensi menjadi lebih masuk akal, bukannya tentang lay-off,” ujar Managing Director iNews Media Group, Prabu Revolusi ketika memaparkan penggunaan AI di iNews dalam diskusi Masa Depan Jurnalisme AI di MNC Financial Tower, Jakarta, Kamis (3/8/2023).

Prabu menyebutkan bahwa manusia selaku pengendali AI, dapat menempatkan fitur tersebut sebagai salah satu rantai pembuatan atau produksi pemberitaan. 

Baca Juga: Pendiri CDP Institute Bahas Kecerdasan Buatan (AI) untuk Strategi Pemasaran

“… itu mungkin akan jadi membantu ketimbang mengancam,” imbuhnya. 

Prabu bercerita, sebelum meluncurkan pembaca berita dengan AI tersebut, pihaknya telah meriset terlebih dahulu. Menurutnya, AI nantinya bukan menggantikan media konvensional, namun membuat media dapat memperkaya, menambah produktivitas, mengurangi masalah yang ada di industri media itu sendiri, bahkan menambah efisiensi.

“Karena kan media arus utama seperti televisi, radio, koran, masalahnya adalah sekarang efisiensi biaya. Karena industrinya sudah saturasi, sudah jenuh, yang diperlukan untuk menambah marjin adalah menambah efisiensi,” ungkapnya blak-blakan.

Lantas bagaimana nasib jurnalis dan editor di ruang produksi berita? Prabu menjelaskan dengan mengambil konteks pembaca berita dengan AI. Menurut Prabu, jurnalis tetap berperan, editor menjadi kurator berita.

“Jadi beritanya kami buat atau generate menggunakan AI, lebih banyak berita yang bisa dibuat. Tetapi, editor tetap memastikan prinsip-prinsip jurnalistik,” jelasnya.

Menurutnya, editor tetap harus menjaga spirit dan etika jurnalistik mulai dari akurasi, keberimbangan, penggunaan diksi, penggunaan sudut pandang, dan sejenisnya.

“Nah dengan cara itu, satu orang yang tadinya hanya bisa menghasilkan 10 atau 12 artikel per hari, dengan cara kayak gini, kami bisa beritakan sampai 20 dan 30 artikel pe hari. Pada akhirnya publik juga punya banyak variasi pemberitaan untuk dinikmati,” pungkasnya.

Baca Juga: Teknologi Kecerdasan Buatan (AI) Makin Berkembang, Bakal Saingi Kecerdasan Manusia?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: