WE Online, Jakarta - Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi menyatakan produksi minyak Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu di Bojonegoro, Jatim, bisa mencapai 205.000 barel per hari pada Oktober 2015 atau lebih tinggi dibandingkan rencana awal 165.000 barel per hari.
"Di rencana pengembangan lapangan (POD) tertulis 165.000 barel per hari, tapi setelah dikaji lagi ternyata bisa sampai 205.000 barel per hari," tuturnya dalam konferensi pers di Jakarta yang juga dihadiri Menteri ESDM Sudirman Said, Kamis (26/3/2015).
Menurut Amien, proyek "central processing unit" (CPF) di Lapangan Banyu Urip akan mulai berproduksi minyak (oil first) pada Maret 2015, dan selanjutnya mencapai sebanyak 48.000 barel per hari pada April 2015.
Hasil minyak dari CPF tersebut akan menambah produksi Cepu menjadi sekitar 80.000 barel per hari.
Saat ini, Blok Cepu berproduksi 40.000 ribu barel per hari yang berasal dari skenario "early production facilities" (EPF) sebesar 30.000 barel per hari dan "early oil expansion" (EOE) 10.000 barel per hari.
Amien mengatakan, produksi Banyu Urip akan akan terus ditingkatkan secara bertahap hingga mencapai puncaknya sebesar 205.000 barel per hari pada Oktober hingga Desember 2015.
"Produksi puncak sebesar 205.000 barel per hari tersebut diperkirakan akan berjalan dari Oktober hingga Desember 2015, setelah itu produksinya akan kembali pada angka 165.000 barel per hari sesuai dengan perencanaan awal," tuturnya.
Ia menjelaskan bahwa saat ini proyek pembangunan CPF sudah mencapai 93 persen, sedangkan komponen konstruksi lainnya sudah 100 persen siap.
Proyek Banyu Urip menggunakan dua "rig" besar buatan dalam negeri serta mengerahkan 10.000 pekerja.
Ia juga mengklaim bahwa proyek CPF di Cepu tersebut memiliki tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sebesar 60 persen.
"Mempekerjakan 10.000 orang yang 80 persennya merupakan warga Bojonegoro yang sebelumnya bekerja sebagai petani," ujarnya.
Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, Blok Cepu merupakan proyek yang pengelolaannya baik, kendati sempat mengalami keterlambatan pembangunan.
"Produksi dari blok ini bisa menyumbang 20 persen dari target 'lifting' minyak kita pada 2015 sebesar 825.000 barel per hari," tuturnya.
Berdasarkan rencana pengembangan lapangan (plan of development/POD) dengan skenario "full production", proyek Banyu Urip menelan investasi 2,5 miliar dolar AS yang terdiri atas fasilitas produksi 2,2 miliar dolar dan pengeboran sumur 337 juta dolar.
Kontrak kerja sama Blok Cepu ditandatangani 17 September 2005 dengan Mobil Cepu Limited yang sekarang menjadi ExxonMobil Cepu Limited sebagai operator.
ExxonMobil memegang 45 persen saham partisipasi Cepu, PT Pertamina EP Cepu 45 persen saham dan Badan Kerja Sama PI Blok Cepu (BKS) dengan 10 persen saham.
Cadangan minyak Lapangan Banyu Urip diperkirakan sebesar 450 juta barel. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait:
Advertisement