- Home
- /
- Government
- /
- Government
Diskusi Kolaborasi Kemenkominfo dan Pangkalan TNI AL Malang, Ajak Warganet Kebal Hoaks dan Kritis!
'Saring' adalah kata paling tepat untuk menangkal, bahkan membuat kita kebal hoaks. Sebelum meyakini kebenaran atau meneruskannya, sebaiknya kita saring informasi yang masuk dengan filter. Jika informasi itu bermanfaat dan benar, silakan teruskan. Jika salah, cukup berhenti di kita.
Mom influencer Novindah Sochmariyanti mengungkapkan hal tersebut saat menjadi narasumber dalam diskusi literasi digital yang digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Pangkalan TNI Angkatan Laut (AL) Malang, di Jalan Yos Sudarso 14 Malang, Jawa Timur, Minggu (6/8/2023).
Baca Juga: Deteksi Hoaks dan Memahami Multikulturalisme di Indonesia
"Alur menyaring hoaks, dari informasi yang masuk (input) lalu kita saring (filter) dengan cara melakukan cek kebenaran (cek fakta) di aplikasi pengecekan, kemudian bandingkan situs online terpercaya untuk mendapatkan output," jelas Novindah dalam diskusi yang dipandu Riska Regita itu.
Mengusung tema "Kebal Hoaks: Ayo Jadi Netizen Kritis!" itu, Novindah menegaskan, ada beberapa jurus jitu yang dapat membuat warganet kebal hoaks. Di antaranya, semakin kritislah untuk bisa memilah mana yang hoaks dan mana yang asli. Karena, biasanya hoaks dibuat semeyakinkan mungkin oleh pembuatnya.
"Lalu, saring sebelum sharing, beri waktu menahan diri untuk tidak langsung meneruskan berita apa pun (pastikan dulu kebenarannya), dan apabila kita kesusahan untuk memastikan kabar tersebut hoaks atau tidak, gunakan website Kominfo sebagai acuannya," rinci Novindah Sochmariyanti.
Dalam diskusi luring (offline) yang "chip in" di acara gowes dan jalan santai menyongsong HUT ke-78 TNI Angkatan Laut tahun 2023 itu, Novindah meyakini, dengan bekal kebal hoaks, kita bisa mengetahui apa yang perlu dan yang tidak perlu untuk dibagikan.
"Kurangi keinginan menjadi orang yang pertama kali mengetahui informasi. Karena, jika tak jeli, hal itu bisa membawa kita larut dalam pusaran dan jerat rantai hoaks tiada henti," pesan Novindah di hadapan peserta jalan santai pagi.
Senada, penyiar Danin Sibilo menyebut hoaks sama dengan racun. Memang tidak langsung bisa dirasakan oleh pengguna platform digital, namun sebenarnya hoaks itu bisa menularkan racun yang berbahaya untuk kita semua dari kalangan mana pun.
"Tidak perlu menjadi orang tercepat yang bisa menyebarkan sebuah info terbaru, karena belum tentu info yang kita terima itu bisa dijamin kebenarannya. Jangan lupa untuk memfilter," tegas Danin Sibilo sembari berpesan untuk tidak ragu menanyakan kepada orang lain (ahli), dan kroscek informasi ke website terpercaya lainnya.
Sementara, presenter Babytha Fara mengatakan, kebal hoaks harus dimulai dengan menanamkan budaya digital yang baik dan benar kepada anak sejak usia dini.
"Misalnya, budaya digital dalam perlindungan anak di dunia online, seperti cara berpikir, bertindak, dan berperilaku yang mendorong penggunaan teknologi informasi dan internet secara bertanggung jawab dan aman," imbuh Babytha Fara.
Untuk diketahui, diskusi literasi digital pada lingkup komunitas merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia #MakinCakapDigital (IMCD). IMCD diinisiasi Kemenkominfo untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga 2024.
Baca Juga: Jangan Ragu Lapor Berita Hoaks yang Beredar di Internet dan Edukasi Orang Terdekat
Tahun ini, program #literasidigitalkominfo dilaksanakan sejak 27 Januari 2023. Berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 18 mitra jejaring, program ini membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.
Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Fan Page dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo serta website info.literasidigital.id.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Advertisement