Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menteri Basuki Sebut Infrastruktur Jadi Penentu untuk Tingkatkan Daya Saing Pertumbuhan Ekonomi

Menteri Basuki Sebut Infrastruktur Jadi Penentu untuk Tingkatkan Daya Saing Pertumbuhan Ekonomi Kredit Foto: Kementerian PUPR
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyebut terdapat dua peran utama infrastruktur. Pertama, infrastruktur sebagai sarana produksi dan penunjang pertumbuhan ekonomi, seperti jalan, jalan tol, energi, dan bendungan.

Kedua, infrastruktur sebagai pemenuhan layanan dasar, seperti penyediaan air minum, jalan dan jembatan, perumahan, sanitasi, dan  irigasi. 

Baca Juga: Menteri PUPR Kirim Pejabat Senior Ikuti Ilmu Coaching dari ESQ untuk Tangani ASN Milenial

Ia mengatakan ketersediaan infrastruktur yang andal merupakan kunci utama dalam meningkatkan daya saing dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi. 

"Infrastruktur dasar sendiri merupakan modal penting untuk mendukung infrastruktur perekonomian," kata Basuki dalam keterangan pers, Minggu (6/8/2023).

Produktivitas sebagai dampak dari pembangunan infrastruktur tersebut menjadi penentu dalam peningkatan daya saing suatu bangsa. Hal inilah yang menjadikan negara-negara seperti Korea Selatan, Jepang, dan Singapura dapat mencapai taraf ekonomi yang maju dan tingkat kesejahteraan masyarakatnya yang tinggi. 

"Jadi apa yang kita lakukan dengan perecepatan pembangunan infrastruktur bukan untuk bermewah-mewahan, tapi semata-mata untuk mengejar ketertinggalan, contohnya Pembangunan Jalan Tol Solo-Yogyakarta, Tol Trans Jawa, Tol Trans Sumatera," kata Basuki. 

Menurut World Economic Forum, Indonesia pada tahun 2012 berada di posisi 78, menjadi ranking ke-51 pada 2023. Hal ini tentu dapat berkontribusi terhadap status Indonesia masuk ke dalam daftar layak Investasi di pasar global. 

"Cita-cita kita di tingkat global pada level 40. Kalau dilihat daya saing infrastruktur pada kawasan regional, kita Alhamdulillah masih di bawah Malaysia, masih di bawah Thailand, kalau kita tidak segera membangun infrastruktur bisa jadi sebentar lagi dibalap Philipina dan mungkin Timor Leste," kata Basuki. 

Untuk itu, Basuki menyampaikan kecepatan pembangunan infrastruktur sangat dibutuhkan untuk mengejar ketertinggalan indeks infrastruktur yang menjadi landasan bagi peningkatan perekonomian.

Tidak hanya infrastruktur yang dibangun Kementerian PUPR, tetapi juga infrastruktur energi, transportasi, sumber daya air, perumahan serta teknologi informasi dan komunikasi. Dengan kata lain, infrastruktur yang semakin kompetitif menjadi kunci utama dalam menarik investasi ke Indonesia. 

"Jadi kalau investor mau masuk Indonesia yang ditanya pasti kesiapan infrastruktur. Apakah ada transportasinya, ada listriknya, ada telekomunikasinya, ada airnya, ada konektivitasnya," kata Basuki. 

Menteri Basuki mengatakan Indonesia saat ini tengah gencar menyiapkan kawasan-kawasan industri yang sudah dilengkapi infrastruktur dasar seperti Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, di Jawa Tengah. 

"Kita siapkan semua infrastrukturnya jalannya dekat tol, airnya, perumahannya untuk pekerja. Investor datang tinggal bawa teknologi dan uang untuk investasi. Jadi model seperti yang kita kembangkan ke depan," lanjut Basuki. 

Kementerian PUPR pada saat ini tengah menyesaikan pembangunan 61 bendungan, di mana 36 telah tuntas hingga tahun 2023 guna menjamin ketersediaan air dan ketahanan pangan. Selanjutnya, untuk mendukung konektivitas untuk biaya logistik, telah dibangun jalan tol sepanjang 1.298 km pada 2015-2019. Panjang tol bertambah 511 km pada 2020-2022.

Baca Juga: Penataan Sumbu Kebangsaan IKN Tahap I Ditargetkan Rampung Akhir Tahun, Ini Kata Kemen-PUPR

"Petani mangga Probolinggo untuk mengirim mangga ke Jakarta, sekarang bisa menghitung kapan bisa sampai ke Jakarta, berapa biayanya yang pasti. Mereka bisa menghitung kapan harus memetik dan masih segar sampai ke toko buah di Jakarta, itu salah satu manfaat Tol Trans Jawa," kata Basuki. 

Selanjutnya, infrastruktur SPAM sebesar 24.230 liter/detik pada 2015-2019 dan bertambah 4.117 liter/detik pada 2020-2022. Untuk pembangunan perumahan program sejuta rumah telah mencapai 3.800.170 unit pada 2015-2019 dan bertambah 3.050.526 unit sambungan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: