Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bitcoin Lanjutkan Tren Negatif dengan Arus Keluar Sebesar Rp1,68 Triliun

Bitcoin Lanjutkan Tren Negatif dengan Arus Keluar Sebesar Rp1,68 Triliun Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Aliran aset kripto mingguan pada 4 Agustus tercatat sebagai pengeluaran sebesar US$107 juta (Rp1,62 triliun), melanjutkan tren negatif selama tiga minggu berturut-turut dengan total aset keluar sebesar US$134,8 juta (Rp20,5 triliun).

Dilansir dari Cointelegraph, Selasa (8/8/2023), Bitcoin (BTC) kembali mendominasi pergerakan aset kripto dibandingkan dengan jenis aset lainnya, yakni dengan pergerakan aset keluar sebesar US$111 juta (Rp1,68 triliun). Besaran aset Bitcoin yang keluar tersebut menghapus sebagian besar aliran masuk selama minggu tersebut.

Berdasarkan laporan mingguan dari CoinShares berjudul Digital Asset Fund Flows, hal tersebut mengindikasikan lebih lanjut mengenai pengambilan keuntungan setelah kenaikan siklus sebelumnya. Selama sebulan sebelum lonjakan pengeluaran baru-baru ini, terjadi aliran masuk sebesar US$742 juta (Rp11,2 triliun) ke aset kripto, dengan 99% dari jumlah tersebut masuk ke dalam Bitcoin (BTC). 

Baca Juga: Lembaga Amal Singapore Red Cross Terima Donasi dalam Bentuk Mata Uang Kripto

Laporan tersebut juga mencatat volume perdagangan mingguan dalam produk investasi mengalami penurunan di bawah rata-rata tahunan, dengan volume pasar di bursa yang lebih luas turun 62% dibandingkan dengan rata-rata relatif.

Secara regional, hanya Australia dan Amerika Serikat yang menunjukkan aliran masuk, masing-masing sebesar US$0,3 juta (Rp4,5 miliar) dan US$0,2 juta (Rp3,04 miliar). Sementara untuk aliran keluar terbesar berasal dari Kanada dengan jumlah sebesar US$70,8 juta (Rp1,07 triliun) dan Jerman dengan jumlah sebesar US$28,5 juta (Rp433 miliar).

Meskipun aset Bitcoin mengalami arus keluar, total transaksi mingguan aset kripto sedikit terbantu oleh aliran masuk ke jenis aset Solana (SOL), yakni sebesar US$9,5 juta (Rp144,6 miliar), naik dari total aliran masuk sebesar US$0,6 juta (Rp9,1 miliar) dari minggu sebelumnya.  Jenis koin XRP (XRP) juga dikabarkan mengalami aliran masuk sebesar US$0,5 juta (Rp7,6 miliar).

Sedangkan Ether (ETH) terus mengikuti tren ke arah negatif, aliran aset keluar bertambah sebesar US$5,9 juta (Rp89,8 miliar) dibandingkan dengan minggu sebelumnya sebesar US$1,9 juta (Rp28,9 miliar). Hal ini sepenuhnya menghapus aliran masuk sebelumnya yang bernilai sebesar US$6,6 juta (Rp100,6 miliar) dan lebih jauh mengisolasi tren bullish Solana saat ini.

Sebelumnya, diketahui bahwa Bitcoin tetap mengalami kenaikan sepanjang tahun dibandingkan dengan pembukaannya pada Januari. Banyak ahli percaya ketidakpastian pasar merupakan akar masalah yang menyebabkan beberapa pergerakan arus keluar yang terlihat akhir-akhir ini, sehingga membuat sebagian besar harga koin berada di bawah US$30.000 (Rp456,7 juta) sejak April lalu.

Data dari penasihat investasi Swiss, 21e6 Capital AG, menunjukkan bahwa para pemegang Bitcoin "hodler," mereka yang memegang dana dalam BTC, mengungguli dana kripto sebesar 69% pada paruh pertama tahun 2023.

Kejatuhan FTX pada tahun 2022 dan ketidakpastian regulasi dan hukum bagi banyak bursa lain mungkin telah menggoda investor dana kripto untuk meningkatkan jumlah uang tunai yang dipegang dibandingkan dengan dana yang diinvestasikan, sehingga menyebabkan penurunan saat ini.

Selain itu, laporan dari 21e6 Capital AG juga mencatat bahwa sentimen investor saat ini tampak sedikit lebih baik dibandingkan dengan paruh pertama tahun 2023.

Baca Juga: Bitcoin Kembali Dominasi Pembelian Aset Kripto pada Paruh Pertama 2023

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ni Ketut Cahya Deta Saraswati
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: