Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Resmi Melantai di Bursa, Saham ERAL Oversubscribed 56,64 Kali Saat IPO Hingga Berhasil Raih Dana Rp404 Miliar

Resmi Melantai di Bursa, Saham ERAL Oversubscribed 56,64 Kali Saat IPO Hingga Berhasil Raih Dana Rp404 Miliar Kredit Foto: BEI
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Sinar Eka Selaras Tbk (ERAL) telah melakukan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia pada 8 Agustus 2023 melalui initial public offering (IPO). Pada hari pertama melantai, saham ERAL berhasil melonajk 20 poin atau 5,13% ke harga Rp408 per lembar saham dari hargaa IPO Rp390 per lembar saham.

Dalam aksi korporasi ini, perseroan berhasil meraup dana segar dari pasar modal sebanyak Rp404,6 miliar melalui penerbitan 1,037 miliar saham baru di bursa. 

Direktur Utama PT Sinar Eka Selaras Tbk (ERAL) Djohan Sutanto mengatakan, Perseroan hadir untuk memanfaatkan potensi besar dari sektor ritel gaya hidup yang terus berkembang di Indonesia. Ditambah lagi kegiatan konsumsi merupakan penopang terbesar untuk pertumbuhan ekonomi nasional hingga saat ini. 

“Bermodalkan pengalaman di sektor ritel serta dukungan dari pemegang saham mayoritas, kami terus mengembangkan bisnis dengan memaksimalkan bisnis perusahaan yang sudah berjalan serta menangkap peluang-peluang baru di masa mendatang,” kata Djohan, di Jakarta, Selasa (8/8/2023). 

Baca Juga: Mau Ekspansi Bisnis, Anak Usaha Erajaya Incar Dana Ratusan Miliar Rupiah dari IPO

Sebagai emiten yang masih terafiliasi dengan Erajaya Group, ERAL memiliki ekosistem bisnis yang cukup luas. Hal itu sekaligus menjadi faktor pendukung utama terhadap kesuksesan bisnis perseroan, yang bergerak di bidang penyedia solusi ritel dan distribusi multi brand terkemuka di Indonesia. 

Hal itu pula yang menarik minat investor terhadap saham ERAL yang dicatatkan di bursa, terlihat dari tingginya minat selama masa penawaran umum, sehingga mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 56,64 kali. 

Perseroan telah menetapkan harga IPO saham ERAL pada Rp390 per saham dari kisaran awal antara Rp370 - Rp410 per saham. 

Dari dana yang diperoleh, sekitar 37% akan digunakan untuk ekspansi bisnis eksisting, Kemudian sekitar 13,75% akan digunakan untuk untuk mendukung ekspansi bisnis baru. Selebihnya sebesar 49,25% digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja Perseroan. 

Dalam aksi korporasi ini, ERAL dibantu oleh PT BNI Sekuritas dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia. Setelah IPO, komposisi pemegang saham ERAL menjadi PT Erajaya Swasembada Tbk 79,9998%, masyarakat 19,9764%, Employee Stock Allocation (ESA) 0,0236%, dan Jemmy Hady Wijaya 0,0002% 

Djohan menyebutkan bila ERAL memberikan solusi inovatif dan layanan yang luar biasa melalui portofolio produk gaya hidup aktif serta didukung oleh jaringan omnichannel yang ada di seluruh Indonesia. 

Hingga saat ini, ERAL telah memiliki berbagai portofolio brand papan atas untuk sejumlah segmen produk di sektor ritel. 

Baca Juga: HBAT dan FOLK Melantai di Pasar Modal, Target IPO BEI Selangkah Lagi Tercapai

Di segmen Accessories (ecosystem), ERAL mengelola berbagai brand produk papan atas, seperti halnya Apple, Huawei, JBL, Microsoft, Playstation, Samsung, Xiaomi, dan sebagainya. 

“Sementara di segmen Internet of Things (IoT), ERAL mengelola brand DJI, Garmin, GoPro, Marshall, Segway dan sebagainya. Kemudian di segmen sportswear, fashion, dan outdoors, ERAL memiliki portofolio brand JD Sports, ASICS, serta Urban Adventure,” ujar Djohan. 

Adapun, lanjut Djohan, strategi perseroan untuk terus mengembangkan bisnis di sektor ritel gaya hidup didorong oleh keyakinan bahwa pertumbuhan penduduk usia produktif (15-59 tahun) akan menjadi pendorong utama peningkatan pengeluaran konsumsi produk gaya hidup aktif di Indonesia. 

Dalam hal ini, terdapat 177 juta penduduk Indonesia (66% dari total penduduk) yang termasuk dalam kelompok penduduk kategori usia produktif. 

Karena populasinya yang besar, Indonesia memiliki ukuran pasar ritel tertinggi dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya dengan perkiraan nilai pasar sebesar US$314,2 miliar pada 2025 berdasarkan data dari Frost & Sullivan. 

“Permintaan produk gaya hidup aktif di Indonesia menunjukkan trajectory yang positif, mengingat dominasi penduduk usia produktif menjadi pendukung utama pertumbuhan PDB dan konsumsi di Indonesia,” pungkas Djohan Sutanto. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: