Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Teknologi Deepfake Hasil AI Berpotensi Ancam Verifikasi Identitas di Bursa Kripto

Teknologi Deepfake Hasil AI Berpotensi Ancam Verifikasi Identitas di Bursa Kripto Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Teknologi Artificial Intelligence (AI) yang berkembang dengan pesat memungkinkan seseorang membuat identitas palsu menjadi lebih mudah dari sebelumnya. Keberadaan risiko dari teknologi tersebut di sektor kripto telah mendorong beberapa eksekutif terkemuka dari industri tersebut untuk bersuara tentang masalah ini.

Dilansir dari Cointelegraph, Kamis (10/8/2023), Changpeng Zhao, CEO dan Founder bursa kripto global Binance, mengutarakan pendapatnya di X (sebelumnya Twitter) pada 9 Agustus untuk memperingatkan tentang penggunaan AI dalam kripto oleh pelaku kejahatan.

"Ini cukup menakutkan untuk proses verifikasi video. Jangan kirimkan koin kepada orang meskipun mereka mengirimkan Anda video," tulisnya. 

Baca Juga: Jurnalis Berpotensi Digantikan dengan Kecerdasan Buatan (AI)

Seperti banyak bursa kripto lainnya, proses Know Your Customer (KYC) internal Binance memerlukan investor kripto untuk mengirimkan bukti video untuk memproses beberapa transaksi.

Pendapat Zhao muncul setelah beredar video hasil dari AI yang menampilkan pendiri dan CEO HeyGen, Joshua Xu. Dalam video tersebut terlihat teknologi AI menghasilkan avatar yang menyerupai wajah Joshua Xu. Tidak hanya itu, avatar tersebut juga meniru pola suara dan ucapan dari CEO HeyGen tersebut.

"Kedua video klip ini 100% dihasilkan oleh AI, menampilkan avatar dan salinan suara saya sendiri," beber Xu. Dia menambahkan bahwa HeyGen telah membuat kemajuan dengan peningkatan besar dalam kualitas video avatar dan teknologi suara untuk meniru aksen dan pola ucapan uniknya.

"Ini akan segera diterapkan ke produksi dan semua orang bisa mencobanya," tambah Xu.

Setelah tersedia untuk publik, alat AI ini akan memungkinkan siapa pun membuat avatar digital yang sangat mirip dengan kehidupan nyata dalam "dua menit," kata CEO HeyGen.

Publik menilai alat generasi AI seperti yang dikembangkan oleh HeyGen tersebut berpotensi menyebabkan masalah verifikasi identitas yang serius bagi bursa kripto, seperti Binance. Seperti banyak bursa lainnya, Binance menerapkan tindakan KYC yang melibatkan persyaratan untuk mengirimkan video yang menampilkan pengguna dan dokumen tertentu, seperti KTP, SIM, atau paspor, untuk mendapatkan akses ke layanan atau bahkan menarik dana dari platform.

Video pernyataan Binance secara khusus mengharuskan pengguna mengirimkan video bersama dengan foto dokumen identitas mereka, seperti kartu identitas, surat izin mengemudi, atau paspor. Kebijakan ini mengharuskan pengguna menyebutkan tanggal dan permintaan tertentu pada rekaman video.

"Jangan meletakkan watermark pada video Anda dan jangan mengedit video Anda," demikian isi kebijakan tersebut.

Sebelumnya, Kepala Keamanan Binance, Jimmy Su juga telah memperingatkan tentang risiko deepfake yang terkait dengan AI. Pada akhir Mei, Su berpendapat bahwa teknologi AI semakin canggih, sehingga deepfake AI mungkin segera tidak dapat terdeteksi oleh verifier manusia.

Baca Juga: Temasek hingga Softbank Terseret Kasus Penipuan Bursa Kripto FTX

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ni Ketut Cahya Deta Saraswati
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: