Bahkan, di tahun 2019, sepatu model Yeezy tersebut berhasil terjual hingga menembus angka US$1 miliar (Rp15.210 triliun). Peningkatan penjualan tersebut menjadi bukti kuat bahwa Kanye West sangat berpengaruh dalam kemajuan merek sepatu tersebut.
CEO dan Co-founder Corporate Innovation Asia (CIAS), Indrawan Nugroho menilai bahwa Kanye West memiliki kreativitas yang unik dan berani menembus batas-batas mode. Hal tersebutlah yang menjadi kunci dari keberhasilan kolaborasi antara Adidas dan dirinya.
“Dia dikenal sebagai orang yang memiliki gaya dengan estetika mode yang unik dan mampu menerobos batas-batas mode dan menciptakan sesuatu yang berbeda. Itulah yang menjadi kunci keberhasilan dari kolaborasi ini. Enggak hanya memberikan masukan, dia juga banyak berinovasi dan menciptakan koleksi model sepatu baru yang kemudian sangat-sangat disukai pelanggan,” ujarnya dilansir dari kanal YouTube Indrawan Nugroho pada Minggu (13/8/2023).
Namun, ia melanjutkan, kecenderungan musisi tersebut yang kerap kali ingin sesuatu yang berbeda dan melawan masyarakat juga menjadi bumerang bagi dirinya dan Adidas. Sebelumnya, diketahui bahwa Kanye sendiri memang merupakan antisemitisme. Antisemitisme sendiri berarti sebuah sikap permusuhan atau prasangka kepada kaum Yahudi.
Pemutusan Kontrak Kerja Sama
Pada 23 Oktober 2022, di dalam sebuah rekaman podcast, Kanye kembali membuat pernyataan yang menyinggung kaum Yahudi. Kemudian, banyak masyarakat yang kecewa dan mengecam perbuatan musisi tersebut.
Hingga pada akhirnya membuat beberapa merek yang telah bekerja sama dengannya, termasuk Adidas, menghentikan kontrak kerja sama. Walaupun Kanye dinilai telah berjasa pada Adidas, namun merek tersebut menilai perbuatan musisi tersebut sangatlah tidak sesuai dengan nilai-nilai perusahaan tentang keragaman dan inklusi, saling menghormati dan keadilan.
Keputusan tersebut pun mengancam Adidas mengalami kerugian hingga triliunan rupiah. Belum lagi, pendapatan tahunan Adidas juga dinilai akan anjlok lantaran mereka telah sepenuhnya menghentikan produksi sepatu model Yeezy, di mana selama ini model tersebutlah yang kebanyakan menopang penjualan Adidas.
Indra juga menilai popularitas Adidas akan menurun, terutama di segmen pelanggan muda. “Daya tarik Adidas akan menurun terutama di segmen pelanggan muda, (karena) selama ini (mereka) tertarik dengan model Yeezy,” jelasnya.
Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Edward DeBartolo Jr, Mogul Real Estate Amerika yang Juga Punya Klub Olahraga
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ni Ketut Cahya Deta Saraswati
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement