Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Implikasi Bisnis Pahit yang Ditanggung Adidas Usai 'Putus' dari Kanye West

Implikasi Bisnis Pahit yang Ditanggung Adidas Usai 'Putus' dari Kanye West Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kasus kontroversial yang dilakukan oleh musisi sekaligus perancang busana, Kanye West, yang menyinggung kaum Yahudi, membuat Adidas, perusahaan produsen perlengkapan olahraga terkemuka di dunia, memutuskan kontrak kerja sama dengan dirinya.

Dilansir dari kanal YouTube Indrawan Nugroho berjudul Adidas x Kanye: Kolaborasi Sukses yang Bawa Petaka pada Minggu (13/8/2023), setidaknya terdapat empat implikasi bisnis pahit yang harus dihadapi Adidas akibat pemutusan kerja sama tersebut.

Pertama, Adidas diprediksi akan mengalami kerugian puluhan triliun karena mengambil keputusan tersebut. Lantaran selama ini penjualan tahunan Adidas mayoritas ditopang oleh model sepatu yang dirancang oleh Kanye West.

Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Michel Leclercq, Miliarder Pendiri Toko Perlengkapan Olahraga

“Adidas diprediksi akan merugi sampai US$750 juta atau Rp11,2 triliun pada akhir tahun 2023 ini. Itu bisa terjadi kalau persediaan Yeezy tidak sampai habis terjual. Juga pendapatan Adidas terancam turun karena selama ini Yeezy sudah berkontribusi sebesar 15 persen pada pendapatan bersih Adidas,” ujar CEO dan Co-founder Corporate Innovation Asia (CIAS), Indrawan Nugroho.

Kedua, keputusan tersebut menyebabkan Adidas tidak bisa melakukan co-branding kembali dengan Yeezy. Hal ini sangat disayangkan, mengingat Yeezy sendiri di dalam dunia fesyen dan musik telah menjadi simbol status yang turut menopang kuat merek Adidas.

“Adidas tidak bisa lagi co-branding dengan Yeezy. Padahal di dunia fesyen dan musik, Yeezy adalah simbol status yang sudah ikut menopang kuat merek Adidas. Jadi, dengan lepasnya Yeezy, ada kekhawatiran daya tarik produk Adidas akan menurun, terutama di segmen pelanggan muda yang selama ini tertarik dengan Yeezy. Berpalingnya konsumen muda berpotensi merembet ke penjualan produk-produk lainnya. Kita tahu bahwa kelompok konsumen ini kan cukup besar dan mereka juga jadi trendsetter untuk mode dan gaya,” paparnya.

Ketiga, Adidas harus segera mengubah strategi pemasaran dan promosinya. Merek tersebut harus segera mencari influencer ataupun artis lain yang dapat menarik minat konsumen layaknya Kanye West.

“Adidas harus segera mengubah strategi pemasarannya. Mereka perlu segera mencari influencer ataupun artis lain yang dapat menarik minat konsumen sebanyak Kanye West. Tentu saja ini enggak mudah dan juga butuh waktu dan biaya, tapi ya, itulah risikonya,” lanjut Indra.

Keempat, diperlukan investasi yang lebih banyak guna melakukan penelitian dan mengembangkan produk-produk baru.

“Adidas perlu berinvestasi lebih banyak untuk melakukan penelitian dan mengembangkan produk supaya segera bisa membuat dan menjual produk baru untuk mengisi kekosongan ceruk pasar yang ditinggalkan oleh Yeezy,” tutupnya. 

Baca Juga: Timnas Bersinar di SEA Games, Menpora: Ini Harus jadi Momentum Kebangkitan Prestasi Olahraga

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ni Ketut Cahya Deta Saraswati
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: