Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Upaya Pengendalian Biaya Berhasil, GoTo Pangkas Proyeksi Kerugian

Upaya Pengendalian Biaya Berhasil, GoTo Pangkas Proyeksi Kerugian Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

GoTo Group memangkas proyeksi kerugiannya pada tahun 2023 setelah menghentikan sebagian dari penurunan kinerja lainnya pada kuartal kedua, sehingga menjadikan perusahaan tersebut semakin dekat ke tujuannya mencapai laba setelah periode ekspansi yang mahal.

Dilansir dari laman Bloomberg pada Rabu (16/8/2023), saham GoTo mengalami kenaikan sebesar 6,6%, dan merupakan kenaikan terbesar sejak Juni. Perusahaan ini melaporkan kerugian yang disesuaikan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (adjusted EBITDA) pada kuartal kedua menyusut lebih dari setengahnya menjadi Rp1,2 triliun (US$78 juta).

Kerugian sepanjang tahun dengan dasar tersebut berada di kisaran Rp3,8 triliun hingga Rp4,5 triliun, dibandingkan dengan prediksi sebelumnya sebesar Rp5,3 triliun, menurut pengumuman GoTo.

Baca Juga: Biografi Patrick Sugito Walujo: CEO GoTo yang Juga Pendiri Northstar

Kinerja ini memberikan dorongan bagi Patrick Walujo yang menjabat sebagai CEO pada Juni lalu. Patrick yang menjadi mitra pengelola utama GoTo dan pemegang saham Northstar Group tersebut melanjutkan kampanye pendahulunya untuk memotong kerugian melalui pemangkasan kerja, pengendalian pengeluaran promosi, dan pengencangan kontrol pengeluaran. 

Seperti kompetitornya Grab Holdings Ltd dan Sea Ltd, GoTo berusaha meyakinkan investor bahwa perusahaan dapat menghasilkan cuan atau keuntungan setelah bertahun-tahun tumbuh cepat, meskipun terjadi ketidakpastian ekonomi dan belanja konsumen lesu di seluruh Asia Tenggara.

Menuju paruh kedua tahun ini, analis Citigroup Ferry Wong dan Ryan Davis memaparkan bahwa prospek GoTo seharusnya sedikit membaik karena pengeluaran pemerintah lebih banyak dan likuiditas mencair jelang pemilihan umum (Pemilu) di Indonesia. 

"Prospek seharusnya sedikit membaik karena ada lebih banyak pengeluaran pemerintah dan likuiditas menjelang pemilihan umum di Indonesia, meskipun kami berpendapat bahwa lanskap e-commerce cenderung tetap kompetitif karena TikTok tetap agresif," tulis analis Citigroup Ferry Wong dan Ryan Davis.

Sementara itu, pada pendapatan bersih kuartal kedua, yang menghilangkan insentif untuk mitra pengemudi dan pedagang (merchant) serta promosi untuk pengguna, mencapai hampir dua kali lipat menjadi Rp3,6 triliun. Seperti kompetitornya, GoTo telah mendapat manfaat seiring dengan lebih banyaknya penduduk Indonesia yang beraktivitas secara daring (online).

Sayangnya, saham GoTo masih kesulitan mendapatkan momentum pada tahun 2023 seiring dengan melonjaknya kerugian, sehingga membuat saham tersebut turun lebih dari 70% sejak debut perusahaan tersebut melantai di bursa saham tahun lalu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: