Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mensa Indonesia: Indonesia Bukan Kekurangan Jumlah Lulusan Sekolah, Tapi Angkatan Kerja

Mensa Indonesia: Indonesia Bukan Kekurangan Jumlah Lulusan Sekolah, Tapi Angkatan Kerja Kredit Foto: Nadia Khadijah Putri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Komunitas internasional berbasis di Indonesia yang menghidupkan individu dengan kemampuan luar biasa, Mensa Indonesia menemukan bahwa Indonesia mengalami kekurangan angkatan kerja dengan keahlian yang tepat. 

“Berdasarkan laporan Asia Pasific Economic Cooperation tahun 2015, Indonesia bukan kekurangan jumlah lulusan sekolah, namun kekurangan angkatan kerja dengan keahlian yang tepat. Di sisi lain, data BPS menunjukkan tingkat pengangguan usia produktif di Indonesia mencapai 20,46% di tahun 2020,” jelas Chairman Mensa Indonesia, Satriadi Gunawan saat membuka diskusi Merangkul Keragaman Intelektual untuk Mencapai Visi Indonesia Emas 2045 di Jakarta pada Selasa (22/8/2023). 

Satriadi menjelaskan, selaku perwakilan dari Mensa Indonesia, pihaknya meyakini bahwa talenta-talenta di Indonesia memiliki potensi luar biasa yang dapat ditemukan di berbagai tempat, baik itu di sekolah, universitas, atau anggota komunitas. 

Baca Juga: Didominasi Gen-Z, Ini Cara Hypernet Rekrut Talenta IT, Sales, dan Marketing

Di sisi lain, Satriadi menambahkan, Mensa Indonesia memperkuat komitmennya dalam mengembangkan potensi intelektualitas manusia. Hadir dengan wajah baru, Mensa Indonesia berinisiatif untuk memberikan akses setara bagi setiap orang untuk meraih kesempatan dalam memanfaatkan keberagaman intelektualitas.

Baru-baru ini, Mensa Indonesia tengah melakukan kerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) sebagai wujud kontribusinya untuk menyetarakan akses dan mengisi kesenjangan angkatan kerja dengan keahlian yang tepat.

Diikuti oleh anggota yang berasal dari beragam latar belakang, Mensa Indonesia mengajak masyarakat Indonesia untuk merayakan kecerdasan dan mengapresiasi perbedaan. 

“[Komunitas kami terdiri dari orang] yang memiliki nilai skor ranking [tes Mensa] 2% teratas, … memiliki anggota yang sangat beragam [mulai dari] dokter, guru, insinyur, programmer, kapten kapal, e-sport gamer, pilot, magician, CEO perusahaan terkemuka, cosplayer, sampai pemilik warung kelontong. Jadi, sebegitu beragamnya anggota Mensa Indonesia,” cerita Satriadi.

“Kami ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk bersama-sama merayakan kecerdasan dalam berbagai bentuknya setelah mengapresiasi perbedaan-perbedaan yang membuat kita semua menjadi masyarakat yang kaya dan berwarna. Melalui semangat gotong royong, kita dapat mencapai visi Indonesia Emas 2045,” tutupnya.

Baca Juga: Coursera Bermitra dengan Telkom, Ini Dampaknya Bagi Perusahaan dan Talenta

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: