Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mensa Indonesia Hadir dengan Wajah Baru, Rangkul Keragaman Kecerdasan Masyarakat Indonesia

Mensa Indonesia Hadir dengan Wajah Baru, Rangkul Keragaman Kecerdasan Masyarakat Indonesia Director of Strategic Partnership Mensa Indonesia, Budi Handoko (kiri) saat diskusi Merangkul Keragaman Intelektual untuk Mencapai Visi Indonesia Emas 2045 di Jakarta pada Selasa (22/8/2023). | Kredit Foto: Nadia Khadijah Putri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Komunitas internasional yang menghimpun individu dengan kemampuan intelektualitas luar biasa, Mensa, meluncurkan komitmen barunya di Indonesia dengan mengusung tema Keragaman dalam Kecerdasan. Komitmen ini diluncurkan dalam momentum perayaan kemerdekaan Indonesia ke-78 tahun untuk mendorong akses setara bagi generasi muda untuk mengembangkan potensi intelektual yang beragam.

Dengan wajah baru, Mensa Indonesia hadir dengan semangat menghapus batasan-batasan yang menganggap kecerdasan hanya diukur dengan parameter konvensional, seperti kecerdasan matematika, dan merangkul ragam kecerdasan lain, seperti olahraga, musik, alam, dan sebagainya. 

“Tujuan kami adalah membentuk mozaik kecerdasan yang beragam dan melintasi berbagai bidang pengetahuan,” ujar Chairman Mensa Indonesia, Satriadi Gunawan di Jakarta pada Selasa (22/8/2023). 

Baca Juga: Mensa Indonesia: Indonesia Bukan Kekurangan Jumlah Lulusan Sekolah, Tapi Angkatan Kerja

Senada dengan Satriadi, Director of Strategic Partnership Mensa Indonesia, Budi Handoko menceritakan bahwa anggota Mensa juga berasal dari latar belakang yang berbeda, termasuk atlet olahraga.

“[Anggota] kami di tingkat nasional yang menjadi anggota Mensa, ada atlet ice skating, musisi. Kalau kami lihat di luar negeri itu juga banyak sekali beragam anggota Mensa, bahkan supir truk juga ada yang menjadi anggotanya,” cerita Budi di sela-sela diskusi Merangkul Keragaman Intelektual untuk Mencapai Visi Indonesia Emas 2045.

Di lain sisi, Anggota Mensa Indonesia, Analis Politik, dan Dosen Paruh Waktu Universitas Bakrie, Nurul Qomariyah menceritakan keberuntungannya dapat bergabung sebagai anggota Mensa. Nurul yang mengidap Sindrom Asperger, sempat mengalami keterbatasan dalam bersosialisasi dan berkomunikasi secara efektif selama bersekolah. Namun, karena terapi dan latihan bertahun-tahun, ia dapat mengembangkan potensi intelektualnya.

“Hampir bisa dikatakan 99% anak Mensa yang masuk itu, mereka akan sangat bersyukur karena alhamdulillah akhirnya ada yang bisa saling memahami,” pungkas Nurul santai. 

Didirikan sejak tahun 1946 dan memiliki anggota lebih dari 145.000 individu yang tersebar di Indonesia, Mensa berkomitmen untuk mengembangkan potensi intelektual manusia serta mematahkan stereotip kelas sosial yang memperkuat ketidaksetaraan.

Baca Juga: Coursera Bermitra dengan Telkom, Ini Dampaknya Bagi Perusahaan dan Talenta

Di Indonesia, Mensa hadir pada tahun 1991 yang didirikan oleh Thomas Hanatoha dan dua temannya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: