Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

SKK Migas: Target Lifting Minyak 2024 Sebesar 625 Ribu BOPD Lebih Realistis

SKK Migas: Target Lifting Minyak 2024 Sebesar 625 Ribu BOPD Lebih Realistis Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Nanang Abdul Manaf megatakan target lifting minyak di tahun 2024 sebesar 625 ribu Barel Oil Per Day (BOPD) ditetapkan secara lebih realistis.

Pasalnya, ia menilai bahwa dari tahun ke tahun, target lifting minyak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan realisasi di akhir tahun selalu punya selisih yang besar. 

Dengan begitu, dapat diartikan bahwa realisasi lifting minyak beberapa tahun belakangan tidak pernah mencapai target yang ditetapkan.

Baca Juga: SKK Migas Ungkap 90 Persen Lapangan Migas Indonesia Berisi Sumur Tua

"Dengan cara berpikir seperti itu, kita mencoba dari sisi target lebih realistis, angkanya bottom up disesuaikan dengan usulan KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama)," ujar Nanang dalam Media Briefing dengan tema Industri Migas Sangat Vital Bagi Pertumbuhan Ekonomi dan Transisi Energi, Rabu (23/8/2023).

Nanang mengatakan target yang realistis itu mengacu pada outlook lifting minyak tahun ini di angka 620 ribu-621 ribu BOPD. Sementara untuk tahun 2022, realisasi lifting minyak tercatat di angka 612 ribu BOPD.

Dari angka tersebut, target lifting minyak 625 ribu BOPD pada tahun 2024 diyakini akan tercapai. Meski begitu, target yang realistis tak serta merta membuat SKK Migas kehilangan semangat untuk mendongrak angka produksi.

"Mindset kita lebih baik target 625 ribu BOPD nanti realisasinya 630 ribu BOPD atau 650 ribu BOPD. Daripada kita diberi target luar biasa, effort juga luar biasa, tapi tidak pernah tercapai," ujarnya. 

Hal tersebut ditunjukan dari realisasi capaian sepanjang tahun 2023, di mana SKK Migas membidik penajakan pada 55 sumur di beberapa daerah. Salah satu wilayah kerja yang mulai dilirik ialah Andaman yang ditargetkan mampu menambah tiga sumur eksplorasi.

"Andaman menurut kami mulai dilirik, mudah-mudahan menambah tiga sumur dan kalau itu proven, itu akan berdampak luar biasa dan menjadi game changer," imbuhnya.

Lanjutnya, ia menilai bahwa salah satu kendala tidak tercapainya target produksi beberapa tahun belakangan tak lepas dari dampak pandemi Covid-19.

Situasi pascapandemi membuat industri hulu migas Indonesia harus melakukan pemanasan dalam waktu yang cukup lama dikarenakan banyak rig yang tidak terawat, sehingga KKKS tidak mendapat pemasukan ketika pandemi Covid-19. Ketika rig dibutuhkan dalam jumlah yang lebih banyak, kondisinya cenderung tidak layak karena minim perawatan.

"Harus banyak perbaikan, butuh investasi, dan lain sebagainya. Mudah-mudahan tahun depan akan jauh lebih baik," pungkasnya. 

Baca Juga: SKK Migas Sebut Gas Alam Dominasi Hasil Kegiatan Eksplorasi di Indonesia

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: