"Pillwalkot Bandung 2024 itu konteks pilihan hari ini petanya tak ada sosok petahana, yang mengakibatkan muncul figur alternatif. Salah satunya figur yang berasosiasi. Nama Atalia masih diasosiasikan oleh sosok Ridwan Kamil yang merupakan mantan wali kota Bandung sekaligus suami dari Atalia. Apalagi, kriteria anak muda itu melihatnya pada sebuah ikatan yang kemudian muncul nama Atalia dari asosiasi RK," jelasnya.
Adapun, Manajer Riset IPRC, Indra Purnama, menambahkan, survei yang menyasar rentang usia 17-42 tahun di 30 kecamatan Kota Bandung, dengan 880 responden menunjukkan elektabilitas Atalia paling tinggi, yakni mencapai 25,2 persen di simulasi terbuka. Sedangkan pada simulasi tertutup, angkanya melonjak hingga 36,5 persen, mengungguli nama-nama lain, seperti M Farhan, Raffi Ahmad, Budi Dalton, dan Nurul Arifin.
Baca Juga: PPP Ikut Komentari Mimpi PDIP Satukan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di Pilpres 2024
"Kalau simulasi terbuka, Atalia 25,2 persen, M Farhan 9 persen, Raffi Ahmad 3,6 persen, Budi Dalton 3,4 persen, Nurul Arifin 3 persen. Sedangkan di simulasi tertutup Atalia 36,5 persen, Farhan 12 persen, Budi Dalton 7,2 persen, Raffi Ahmad 6,4 persen, Nurul 4,3 persen. Semua kecamatan itu dari survei kami dikuasai Atalia," jelasnya.
Senada dengan Firman, Ari kembali menyebutkan, selain faktor Ridwan Kamil, ketertarikan Gen Y dan Z pada sosok Atalia lantaran saat ini tidak ada figur menjanjikan yang menonjol di Kota Bandung.
"Kita melihat ada korelasi dengan kerinduan sosok Ridwan Kamil, karena publik Bandung sangat merindukan sosok yang bisa meneruskan terobosan dari Kang Emil. Selain itu, figur lain memang belum ada yang muncul, bisa mendapat atensi dan kepercayaan publik," terangnya.
Meski diakuinya, selama menjadi Wali Kota Bandung di 2013-2018, bila ditilik lebih jauh, Ridwan Kamil sejatinya tidak banyak menuntaskan persoalan-persoalan sosial yang ada di Kota Bandung.
"Sebetulnya kalau mau lebih kritis lagi, Kang Emil sebetulnya belum menuntaskan masalah. Baru sekedar tahap awal. Baru gimmick," ujarnya.
Baca Juga: Pakar: Hilirisasi Nikel Dipilih untuk Kepentingan Politis Jelang Pemilu & Pilpres 2024
Oleh karena itu, lanjut Ari, siapa pun yang ingin bertarung dalam Pilkada Kota Bandung di 2024 kelak, harus memiliki gagasan menuntaskan persoalan seperti kemacetan, kriminalitas, polusi, air bersih, dan lain-lain.
"Sosok ke depan harus bisa mengimplementasikan, bukan hanya gimmick tapi betul-betul riil mengatasi permasalahan. Bukan hanya sekedar slogan politik. Itu akan mengubah konstelasi hari ini. Sebab pemilih muda cenderung kritis terhadap persoalan yang memang ini ditangkap oleh mereka," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait:
Advertisement